Istimewa, Puasa 9 Hari pada Sepuluh Hari Pertama Bulan Zulhijjah
Memasuki bulan ketika umat Islam yang mampu berangkat haji ke Mekkah dan Madinah, bagi umat Islam lainnya berkesempatan meraih keistimewaan pahala.
Bulan Zulhijjah adalah bulan untuk mendulang pahala yang banyak. Karena di bulan ini ada amalan amalan dengan pahala besar. Seperti penyembelihan hewan kurban, haji dan Umrah , Shalat Idul Adha, sedekah, puasa di sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah.
Pada sepuluh hari tersebut, terkumpul pokok-pokok ibadah yang tidak terdapat pada hari-hari selainnya.
Sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah merupakan hari-hari yang paling utama dibanding dengan hari-hari yang lainnya, dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk memperbanyak amalan shâlih pada hari-hari tersebut.
Amalan Sunnah
Semua amalan shâlih yang dikerjakan pada waktu tersebut sangat dicintai oleh Allâh dari pada amalan-amalan shalih yang dikerjakan pada selain hari-hari tersebut.
Sebagaimana Sabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam:
مَامِنْ عَمَلٍ أَزْكَى عِنْدَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَلَا أَعْظَمَ أَجْرًا مِنْ خَيْرٍ يَعْمَلُهُ فِيْ عَشْرِالْأَضْحَى. قِيْلَ : وَلَاالْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ؟ قَالَ : وَلَاالْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ.
“Tidak ada amalan yang lebih suci di sisi Allâh Azza wa Jalla dan lebih besar pahalanya dari pada kebaikan yang dilakukan pada sepuluh hari pertama Zulhijjah”. Lalu ada yang bertanya, “Termasuk jihad di jalan Allâh?” Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Termasuk jihad di jalan Allâh Azza wa Jalla , kecuali seseorang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad) dan tidak ada satu pun yang kembali (ia mati syahid)”.(HR: Ad Darimi, Al Baihaqi dll).
Pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah Rosulullah Shallallahu alaihiwa sallam senantiasa berpuasa sembilan hari di sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah adapun dalil puasa sembilan hari di awal Zulhijjah.
Sebagaimana diceritakan dari Hunaidah bin Khalid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, awal bulan di hari Senin dan Kamis.” (HR. Abu Daud no. 2437 dan An-Nasa’i no. 2374. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Pada penanggalan kita 10 Dzulhijjah atau Idul Adha jatuh pada tanggal 17 Juni 2024 sehingga tanggal 1 Zulhijjah jatuh pada hari Sabtu bertepatan dengan 8 Juni dan untuk kaum Muslimin yang ingin melaksanakan puasa 9 hari pada sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah maka bisa dimulai dari hari Sabtu tgl 8 Juni hingga 16 Juni (1-9 Zulhijjah ).
Sedangkan untuk yang berhalangan puasa 9 hari jangan sampai meninggalkan “Puasa ‘Arafah” pada 9 Zulhijjah karena pahalanya sangat luar biasa.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
…صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ ، وَالسَّنَةَ الَّتِيْ بَعْدَهُ…
Puasa pada hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), aku berharap kepada Allâh, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya….(HR:Muslim)
Semoga kita bisa melaksanakan amal amal saleh di sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah…..aamiiin.
Wallahu a'lam.
Advertisement