Istighotsah Kubro Ditunda, Begini Pertimbangan Kiai Sepuh
Istighotsah Kubro digelar sebagai puncak peringatan Hari Santri 2018, akhirnya ditetapkan digelar pada Minggu, 28 Oktober di Gelora Delta Sidoarjo. Hal ini dimaksudkan untuk menyatukan dengan Hari Sumpah Pemuda, dijadwalkan dihadiri Presiden Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin, Musytasyar PBNU.
“Sumpah Pemuda sebagai momentum persatuan rakyat Indonesia dari segala macam perbedaan suku bangsa, ras, bahasa bahkan agama,” kata KH Reza Ahmad Zahid, ketua PWNU Jatim.
Dalam keterangan pada pers, Ketua Panitia Hari Santri itu menegaskan, penyelenggaraan Istighotsah Kubro ini, sedianya diadakan pada Minggu 21 Oktober. Namun, atas pertimbangan itulah menjadikan persiapan perhelatan istimewa itu menjadi lebih baik.
Gus Reza, panggilan akrabnya, menjelaskan, digelarnya Istighotsah Kubro ini tak lepas dari pelbagai peristiwa yang melatari selama ini. Yakni, bencana alam yang silih berganti mengguncang tanah air memberikan nasehat kepada kita untuk saling membantu, tolong-menolong dan melepaskan kepentingan golongan demi persatuan dan kesatuan tanah air.
“Selain bencana alam, kebencian yang dibiarkan, kejahatan yang dilanggengkan dan kepentingan golongan yang diunggulkan sebagai bencana psikologis yang memporak-porandakan kebersamaan dan persahabatan rakyat Indonesia,” kata Gus Reza, didampingi Gus Salam dan pengurus PWNU lainnya.
“Selain bencana alam, kebencian yang dibiarkan, kejahatan yang dilanggengkan dan kepentingan golongan yang diunggulkan sebagai bencana psikologis yang memporak-porandakan kebersamaan dan persahabatan rakyat Indonesia,” kata Gus Reza.
Dijelaskan, PWNU Jawa Timur mengundang seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang latar belakang untuk memperingati Hari Santri dengan agenda Istighotsah Kubro itu. Panitia melarang penggunaan atribut kampanye dan akan menindak tegas siapa saja yang berusaha melanggar aturan tersebut.
Menurut Gus Reza, selain istighotsah ada acara Kirab Santri. Kirab tersebut diselenggarakan PCNU Sidoarjo yang direncanakan akan diikuti Presiden Republik Indonesia.
“Kepada seluruh lapisan masyarakat yang berencana menghadiri istighotsah kubro, diharapkan menunda keberangkatan, pemesanan bus, order armada atau transpotasi lainnya. Istighotsah Kubro dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2018 pukul 06.00 WIB di Gelora Delta Sidoarjo. Harap memaklumi dan mohon maaf atas ketidaknyamanannya,” tuturnya.
Pada bagian lain, Penetapan ini sesuai petunjuk para masyayikh dan ulama NU, yang diumumkan secara resmi Selasa, 16 Oktober 2018.
Selain itu, Gus Reza juga membagi keterangan resmi dari PWNU Jatim. Berikut keterangan resmi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim pada pers:
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahim.
Istighotsah Kubro di Stadion Gelora Delta Sidoarjo DITUNDA SATU PEKAN dari tanggal 21 Oktober 2018 menjadi Ahad, 28 Oktober 2018.
Penundaan event besar yang akan menghadirkan satu juta warga NU dan dihadiri Presiden Joko Widodo ini setelah merespon berbagai masukan dari berbagai pihak, serta banyaknya rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional yang hampir bersamaan pada tanggal 21 Oktober 2018 di berbagai daerah se-Jawa Timur, maka Istighotsah Kubro dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2018.
Penundaan ini juga dimaksudkan agar persiapan pelaksanaan Istighotsah Kubro lebih maksimal. Harapannya Istighotsah Kubro dapat terlaksana dengan khusyuk dan khidmat dalam mendoakan keselamatan dan persatuan bangsa.
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur sangat mengapresiasi banyaknya kegiatan resepsi yang berlangsung tgl 21 Oktober 2018. Ini menunjukkan bahwa Hari Santri sudah menjadi kebanggaan masyarakat.
PWNU Jawa Timur mengajak seluruh masyarakat untuk menghadiri puncak peringatan Hari Santri Nasional dan Resolusi Jihad pada tanggal 28 Oktober 2018 dengan kegiatan Istighotsah Kubro untuk Keselamatan dan Persatuan Bangsa, di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
Sekian mohon maaf atas ketidaknyamanannya.
Wallahul muwaffiq illa aqwamit thoriq.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surabaya, 16 Oktober 2018
KH M Anwar Manshur (Rais Syuriah)
KH Safruddin Syarif (Katib Syuriah)
KH Masduki Mustamar (Ketua)
Prof Akh Muzakki (Sekretaris)
Advertisement