Israel Tolak Perpanjangan Gencatan Senjata, Gaza Digempur Lagi
Upaya Hamas meminta perpanjangan gencatan senjata gagal. Isral kembali menyerang Gaza, per Jumat 1 Desember 2023, pagi. Serangan Israel dilaporkan terjadi di bagian selatan di mana sebelumnya disebut sebagai area aman bagi warga Gaza.
Akibatnya, puluhan penduduk Palestina di Gaza meninggal akibat serangan roket dan senjata otomatis Israel. Serangan bahkan dilakukan sebelum masa gencatan senjata berakhir, sesuai kesepakatan. Namun Israel menyebut Hamas lah yang melanggar kesepakatan.
"Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata, menembak ke arah wilayah Israel. IDF melanjutkan serangan kembali," kata pernyataan resmi IDF, dilihat di akun X atau Twitternya, Jumat 1 Desember 2023.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga menyebut jika Israel akan melanjutkan tujuan perang. "Membebaskan tawanana, menghapuskan Hamas, dan menjamin Gaza tak akan menjadi ancaman bagi Israel," katanya dikutip dari Al Jazeera, Jumat 1 Desember 2023.
Terkait tuduhan Israel jika Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata, Al Jazeera belum mendapat tanggapan. Namun Hamas memastikan jika tujuan Israel menyerang Gaza tak akan tercapai. "Kegagalan Israel dalam serangan selama 50 hari sebelumnya, tak akan tercapai lagi dengan melanjutkan serangan setelah gencatan senjata," kata Hamas.
Serangan di Gaza
Sementara, reporter Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum melaporkan serangan udara kembali muncul di Khan Younis. Koresponden yang lain melaporkan serangan darat terjadi di bagian utara, meluluhlantakkan daerah pengungsian Jabalia, sekitar Nuseirat dan Bureij.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebut setidaknya 21 orang tewas akibat serangan Israel sepanjang Jumat pagi. Rinciannya dua di utara, tujuh di pusat Gaza dan 12 di selatan.
Diperkirakan eskalasi serangan akan meningkat dan korban sipil di pihak Palestina akan terus bertambah.
Gencatan Senjata
Sementara selama enam hari gencatan senjata sejak 24 November, sebanyak 110 tawanan Hamas telah dibebaskan, di antara 80 warga Israel. Sedangkan Israel membebaskan 240 tahanan yang semuanya anak-anak dan perempuan. Banyak di antaranya ditahan bertahun-tahun tanpa melalui proses pengadilan.
Gencatan senjata juga menjadi kesempatan ratusan truk bantuan masuk dari Rafah ke Gaza. Meski dari 700 truk sehari, Israel hanya mengizinkan rata-rata 100 truk masuk seharinya.