Israel Terus Serang Pengungsi di Rafah, PBB Tuntut Akses Kemanusiaan Dibuka
PBB menegaskan akses bantuan kemanusiaan untuk masuk ke Gaza, segera dibuka. Sedangkan serangan Israel terus berlanjut menyasar masyarakat sipil di Rafah, Gaza.
PBB Minta Akses Kemanusiaan Dibuka
Martin Griffith, Kepala Koordinator Bantuan Kemanusiaan (OCHA) meminta agar semua pintu perbatasan dibuka sebagai akses bantuan kemanusiaan. Ia juga meminta agar ada protocol keamanan dan keselamatan diberikan kepada petugas kemanusiaan. "Kami juga meminta agar tenaga medis dan pekerja kemanusiaan tidak menjadi korban perang," katanya kepada wartawan di Genewa, Rabu 26 Juni 2024, dikutip dari Al Jazeera.
Di saat yang sama, ia juga menekankan Kembali permintaan atas gencatan senjata segera. Ia juga menyebutkan kekhawatiran penyebaran konflik dari Gaza ke Tepi Barat, wilayah Palestina yang ada di bawah kendali Israel. "Kami khawatir tentang potensi jatuhnya korban lebih banyak di Tepi Barat, dan juga di Lebanon," lanjutnya.
Diketahui PBB mencatat sedikitnya 528 warga Palestina dengan 133 di antaranya anak-anak, dibunuh Israel di Tepi Barat, sejak 7 Oktober 2023.
Serangan Menerus
Sementara, serangan Israel di Rafah terus berlangsung hingga hari ini. Amunisi Israel menyasar hunian penduduk dan tenda pengungsi di Rafah. Sepanjang Rabu 26 Juni 2024, Kementerian Kesehatan Gaza menyebut terdapat 60 warga Palestina tewas dengan 140 lainnya terluka dalam serangan semalam.
Banyak korban dari masyarakat sipil yang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan dan tak bisa diselamatkan. Serangan intensif berlangsung di Tal al-Sultan di barat Rafah berlanjut ke wilayah selatan Rafah. Sedikitnya 37.718 orang meninggal sejak 7 Oktober 2023. Sebanyak 86.377 orang Palestina cedera.