Israel Tembak Aktivis Amerika-Turki di Tepi Barat, Ini Profilnya
Pasukan Israel menembak mati aktivis Amerika berdarah Turki, dalam demonstrasi damai di Tepi Barat, Jumat 6 September 2024. Aktivis perempuan Bernama Aysenur Aezgi Eygi tersebut berusia 27 tahun Ketika ditembak mati di Beita, Selatan Nablus.
Kronologi Tewas
Dikutip dari Reuters, Kepala Rumah Sakit Rafidia di Nablus, Fouad Nafaa menyebut jika kondisi Eygi telah kritis akibat luka serius di kepala, Ketika tiba di rumah sakitnya. "Kami berusaha melakukan operasi resusitasi kepadanya, namun tidak berhasil. Dia meninggal," katanya.
Laporan Wafa menyebut jika aktivis perempuan itu ditembak ketika pasukan Israel menggunakan amunisi aktif, granat dan gas air mata kepada kerumunan demonstran.
Jonathan Pollak, saksi mata, kepada Al Jazeerah menyebut jika ia menemukan Eygi terkapar di bawah pohon oliv dalam keadaan berdarah dan sekarat.
Sementara otoritas Pemerintahan Nablus, Ghassan Dhaglas mengatakan jika ia "menggunakan semua upaya hukum" dan akan menyerahkannya ke pengadilan internasional.
"Kami meminta kepada Presiden Biden untuk segera menghentikan semua bentuk dukungan kepada negara opresor (Israel) karena mereka mengebom rumah sakit dan membunuh anak-anak serta warga asing, termasuk penduduk Amerika Serikat," katanya.
Sedangkan pihak Israel menyebut jika tembakan itu dilakukan untuk "membalas kerumunan yang melempar batu ke arah mereka, dan menjadi ancaman bagi Israel." Israel juga menyebut sedang memeriksa "bahwa seorang warga asing itu tewas karena tembakan mereka."
Respons Turki dan Amerika
Kabar dari media itu ditindaklanjuti pihak Amerika Serikat dengan mencari informasi terkait kematian Ezgi. Hal itu disampaikan oleh Duta Besar AS untuk Israel Jack Lew lewat X nya.
Sedangkan Turki mengeluarkan kecaman atas pembunuhan yang dilakukan Israel pada Ezgi. "Israel mencoba mengintimidasi siapapun yang membantu Palestina dan yang berjuang secara damai melawan genosida," kata Kementerian Luar Negeri Turki.
Sosok Eygi
Eygi adalah aktivis berkewarganegaraan Turki dan Amerika Serikat. Anadolu mencatat, Eygi lahir di Turki tahun 1998 dan baru saja lulus dari Universitas Washington di Seattle, di dua jurusan yaitu Psikologi dan Bahasa dan Budaya Timur Tengah.
Ia tiba di Palestina untuk mendukung perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel dan bergabung dengan International Solidarity Movement (ISM).
Selama hidupnya, Ezgi banyak terlibat dalam memberdayakan kelompok minoritas. Seperti menjadi mentor, hingga menyediakan dukungan bagi anak dengan autism.
Ia tiba di Tepi Barat bersama ISM sejak 3 September 2024 dan berpartisipasi dalam aksi damai. Tiga hari sebelum dia ditembak oleh penembak jitu Israel yang berada di salah satu atap bangunan di lokasi, menurut ISM.