Israel Makin Gila, RS Indonesia di Gaza Jadi Markas
Konflik Israel dengan Hamas semakin memanas. Bahkan kini kondisi kesehatan dan kemanusiaan di Jalur Gaza Palestina sedang mengalami krisis dan semakin mengkhawatirkan.
Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Sarbini Abdul Murad mengungkap, seluruh tenaga kesehatan, pasien serta warga yang selama ini berlindung di bawah atap Rumah Sakit Indonesia di Gaza terpaksa harus dievakuasi semenjak terjadinya gencatan senjata.
Sebelumnya, juru bicara militer Israel Daniel Hagari menuduh Hamas memiliki markas rahasia di bawah RS Indonesia di Gaza. Akan tetapi, belum lama ini pasukan Israel justru memanfaatkan RS Indonesia di Gaza sebagai tempat perlindungan mereka.
“Hari ini Israel menjadikan Rumah Sakit Indonesia di Gaza sebagai perisai untuk mereka. Kami mengecam cara-cara kotor yang dilakukan oleh Israel dengan menjadikan RS Indonesia sebagai benteng untuk menyerang para pejuang di Palestina yang ada di Utara,” ungkap Sarbini dalam konferensi pers MER-C dikutip dari VOA, Kamis 21 Desember 2023.
Pihak MER-C juga telah meminta Israel agar kembali ke hukum humaniter Internasional atau hukum perang yang di dalamnya tertulis bahwa tidak boleh menyerang rumah sakit pun juga dengan tenaga medis.
"Rumah sakit seharusnya menjadi tempat yang netral ketika terjadinya perang, sehingga tidak boleh ada pertempuran di dalamnya," tegasnya.
Sarbini juga menjelaskan bahwa pihak MER-C juga telah meminta bantuan dari World Health Organization (WHO/ Badan Kesehatan Dunia) untuk membantu mengirimkan tim untuk menginvestigasi kondisi di Gaza. Terlebih dengan minimnya fasilitas kesehatan di sana.
“Kami minta juga kepada WHO agar bisa mengirimkan tim khusus untuk investigasi, sehingga tidak terjadi hal-hal yang buruk bagi Warga Gaza,” tutur Sarbini.
MER-C juga menuntut WHO melindungi dan mengembalikan fungsi rumah sakit. Saat ini Rumah Sakit Indonesia dalam keadaan kosong. Dua relawan MER-C yaitu Fikri Rofiul Haq dan Reza Aldilla Kurniawan kini melakukan aktivitas kemanusiaan di bagian selatan Gaza.
Di sisi lain, juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah menemui WHO menyuarakan kondisi sistem kesehatan di Gaza yang terus memburuk.
Dari sekitar 35 rumah sakit di selatan Jalur Gaza, hanya 12 yang masih beroperasi. Masih terus berlanjutnya serangan Israel ke wilayah itu membuat jumlah korban tewas dan luka-luka terus berjatuhan.
Advertisement