Israel Dituduh Curi Organ dari Jenazah Warga Palestina
Israel dituduh mencuri organ dari tubuh tahanan Palestina yang meninggal. Hal itu disampaikan otoritas Gaza, ketika menerima jenazah warganya dari Israel. Hal serupa juga disampaikan aktivis HAM di Eropa.
Pernyataan Pemerintah
Otoritas pemerintah di Gaza menyatakan, kondisi jenazah warga Palestina secara umum mengalami perubahan bentuk secara drastis, ketika dikembalikan Israel. Pemerintah juga menyebut jika kondisi itu terjadi karena pencurian organ vital yang dilakukan oleh Israel.
Selain itu, jenazah dikembalikan tanpa informasi nama, serta lokasi mereka dipenjara, oleh Israel.
Pernyataan juga menuduh Israel menghanguskan jenazah warga Palestina yang telah dikebumikan di pemakaman, selama serangan sejak 7 Oktober 2023, dilansir dari Middle East Monitor.
Laporan Aktivis
Hal serupa juga disampaikan oleh Euro-Med Human Rights Monitor. Dilansir dari Euro News, mereka juga mengklaim telah mendokumentasikan upaya Israel menyita puluhan jenazah dari RS Al Shifa dan RS Indonesia di utara dan selatan Gaza.
Tenaga kesehatan disebut menemukan organ penting seperti ginjal, hati, jantung, juga kornea mata yang hilang. NGO tersebut menyebut ini sebagai "bukti" praktik pencurian organ.
Otoritas Israel sendiri belum memberikan pernyataan terkait temuan itu.
Tuduhan Mencuri Organ
Israel juga telah lama dituduh melakukan pencurian organ dari jenazah warga Palestina. Seorang dokter Israel, Meira Weiss dalam bukunya, Over Their Dead Bodies, mengklaim jika praktik pencurian organ telah terjadi antara 1996 hingga 2002. Organ warga Palestina dicuri untuk keperluan riset medis di kampus dan juga untuk transplantasi pasien di Israel.
Salah satu investigasi televisi di tahun 2014 juga mengungkap pengakuan dari pejabat tinggi Israel, terkait pencurian jaringan kulit milik jenazah Palestina dan pekerja Afrika, untuk digunakan pada tentara Israel yang mengalami luka bakar.
Euro Med-Monitor juga menyebut jika Israel adalah salah satu "terminal perdagangan ilegal organ manusia terbesar di dunia."