Israel Ancam Tutup Televisi Al Jazeera di Wilayahnya
Upaya Israel untuk membungkam arus informasi di tengah konflik Gaza, muncul lewat RUU baru yang sedang dibahas di parlemen mereka. Salah satu jaringan media asing yang terancam imbas RUU tersebut, adalah Al Jazeera.
Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan prosedur untuk menutup Al Jazeera. Stasiun televisi yang didanai oleh Qatar itu memiliki kantor di Israel, dengan tim koresponden meliput perang Israel di Gaza.
Al Jazeera terancam ditutup oleh Kementerian Komunikasi Israel, dan disita alat-alat kerjanya, bila dianggap menimbulkan bahaya nyata bagi keamanan negara.
Mekanisme ini muncul dalam RUU yang sedang digodok di Knesset. "Kami menyiapkan prosedur yang diperlukan untuk penutupan Al Jazeera. Ada masalah lain yang mungkin perlu kita selesaikan,” katanya dikutip dari Antara, pada Kamis 18 Februari 2024.
Tuduhan terkait ancaman bagi Israel terhadap Al Jazeera, sebelumnya juga telah dilontarkan Karhi. Ia menyebut televisi yang terus memberitakan konflik di Gaza melalui jurnalis yang juga berada di lokasi, telah bekerja untuk melawan kepentingan pertahanan Israel dan memicu sentimen anti Israel.
"Kami berhasil mengubah peraturan darurat dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan kami menerapkannya – kami menutup (saluran Lebanon) Al Mayadeen,” demikian pernyataan Knesset mengutip ucapan Kahri.
Diketahui, aksi serangan brutal Israel di Gaza telah menewaskan 29.313 warga Palestina, sejak 7 Oktober 2023. Mahkamah Internasional sebelumnya telah mengeluarkan putusan sela meminta Israel menghentikan upaya yang berpotensi genosida, serta memberikan sanksi dorongan atas aksi genosida. Namun putusan itu diabaikan oleh Israel.