Isra' Mi'raj Benar Terjadi Tak Boleh Diingkari, Kata Prof Quraish
Bulan Rajab adalah bulan yang suci dan tiba sebelum bulan Sya’ban. Bulan Rajab memang populer sekali disebut sebagai bulan Isra’ Mi’raj, karena menjadi pertanda peristiwa agung yang dialami Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Pemahaman masyarakat selama ini adalah Isra’ Mi’raj terjadi pada tanggal 27 bulan Rajab sebagaimana yang selalu diperingati selama ini.
Namun menurut salah satu ulama Indonesia, yakni M. Quraish Shihab dalam kesempatan berdakwah, berpesan, ulama besar ketika menyangkut sejarah maka akan bersikap longgar.
M. Quraish Shihab menjelaskan, sebenarnya ada 15 pendapat dari para ahli hadits yang mengungkapkan kapan terjadinya peristiwa Isra’ Mi’raj.
Tiga Pandangan Ulama
Pertama, Ada yang berkata bulan Rabi’ul Awal pada saat Nabi Muhammad diangkat menjadi Nabi, pada tahun itu terjadilah Isra’ Mi’raj.
Kedua, Ada yang berpendapat pada bulan Ramadhan, ada yang mengatakan pada tahun kesepuluh Hijriyah.
Ketiga, Ada juga yang berkata setahun sebelum Nabi Muhammad hijrah, dan masih ada banyak lagi pendapat yang beranggapan tentang kapan Isra’ Mi’raj itu terjadi.
M. Quraish Shihab juga tidak mengetahui pertimbangan apa yang membuat Isra’ Mi’raj ditetapkan terjadi pada tanggal 27 Rajab. Namun yang perlu diyakini adalah bahwa Isra’ Mi’raj memang benar dan nyata terjadi.
“Meski para ulama berbeda pendapat tentang kapan waktu Isra’ Mi’raj dan makna dari dua kata tersebut, tetapi yang pasti adalah Isra’ benar terjadi dan tidak boleh diingkari,” kata M. Quraish Shihab.
Seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 1 sebagai berikut.
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
M. Quraish Shihab juga menjelaskan bahwa proses Isra’ yang disebutkan dalam Al-Qur’an itu sudah pasti terjadi dan siapapun yang mengingkarinya dinilai keluar dari Islam.
Rangkaian Peristiwa dalam Al-Quran
Hal inti yang perlu dipahami adalah peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi pada diri Rasulullah, seorang Nabi dan utusan Allah, yang memiliki substansi tersendiri di alam dunia, bahkan ketika menjalani serangkaian proses Isra’ Mi’raj tersebut.
Apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad pada masa itu, sudah seharusnya diyakini oleh setiap umatnya, dengan tidak melupakan substansi yang ada dalam diri seorang Nabi.
“Ini yang biasa orang lupa, ketika berbicara tentang Isra’ Mi’raj, dia hanya melihat yang dzahir dan hanya mengetahui yang lahir, padahal ada substansi dalam kehidupan,” tutur M. Quraish Shihab.
Peristiwa besar Isra’ Mi’raj memang dipercaya terjadi secara dzahir pada tanggal 27 bulan Rajab, sehingga selalu diperingati oleh seluruh umat Islam sampai sekarang.
Namun juga perlu diketahui bahwa pasti ada substansi lain yang tidak mampu dimengerti oleh manusia biasa, tentang perjalanan Nabi Muhammad dalam menempuh Isra’ Mi’raj. Wallahu A’lam.
Advertisement