Isolasi Mandiri, Ini Obat Covid-19 yang Perlu Dihindari
Pasien Covid-19 yang terus meningkat menyebabkan fasilitas kesehatan kolaps dan banyak warga harus menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Berikut sejumlah obat yang bisa diminum saat isolasi mandiri (isoman) dan yang harus dihindari.
Konsultasi dengan Dokter
Proses isolasi mandiri atau isoman di dalam rumah harus dilakukan sepengetahuian puskesmas atau tenaga kesehatan terdekat. Diawali dengan memiliki hasil antigen dan PCR yang positif kemudian melapor ke Satgas tingkat RT, kelurahan, hingga puskesmas setempat.
Nantinya, mereka yang akan memutuskan apakah pasien harus dirujuk ke rumah sakit atau bisa menjalani isolasi mandiri di dalam rumah. Meski, kondisi fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang tak memadai, membuat kemungkinan isolasi mandiri semakin tinggi terjadi belakangan.
Setidaknya, dengan melapor, pasien akan mendapatkan diagnosis dan informasi tentang obat yang tepat bagi pasien. Pada kondisi normal, puskesmas akan menyuplai obat terhadap pasien isolasi mandiri.
Obat yang Disarankan
Secara umum, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan sejumlah obat untuk diminum pasien yang sedang isolasi mandiri. Minum parasetamol satu atau dua tablet dosis 500 mg, maksimal 4 kali dalam 24 jam. Jarak antara minum minimal empat jam.
Jika terjadi keluhan selama isoman, pasien juga diminta terus melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan. Jika demam berlanjut bisa dibantu dengan kompres kain basah dingin di dahi.
Obat yang Harus Dihindari
WHO juga meminta pasien Covid-19 untuk menghindari sejumlah obat yang tidak perlu diminum pasien tanpa gejala dan juga bergejala ringan.
Di antaranya adalah antibiotik. Menurut WHO antibiotik hanya digunakan dokter pada saat terjadi infeksi sekunder yang disebabkan bakteri, dan umumnya pada pasien yang sedang dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi berat.
Obat berikutnya adalah jeni steroid. Penggunaan steroid berlebihan bisa berdampak serius dan mengancam jiwa, dilansir dari Pandemic Talks.
WHO sangat tak menyarankan penggunana steroid tanpa pantauan dari dokter. Streroid hanya bisa dipakai pada kondisi berat dan kritis.
Kemudian obat hidrosiklorokuin dan lapinovir/ritonavir. WHO tak merekomendasikan lagi penggunaan obat tersebut. Remdesivir juga belum direkmendasikan oleh WHO untuk digunakan pada pasien Covid-19 yang sedang dirawat di rumah sakit.
Selanjutnya juga ivermectin. Penggunaan obat ini hanya sebatas pengobatan dalam masa uji klinis, sehingga belum mendapat rekomendasi dari WHO.
Advertisement