Mahasiwa ITS Ciptakan Ide Energi Listrik Terbarukan di Sumatera
Tiga mahasiswa Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) menciptakan inovasi terbaru tenaga listrik terbarukan.
Inovasi itu dinamakan Islands of Renewable Energy (ISO) yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan listrik di Pulau Sumatera. Tiga mahasiswa yang mempunyai ide inovasi energi terbarukan adalah Teuku Rizki Firdausi, Mazaya Yumna, dan Amira Layyina.
Ide ini telah mampu mengantarkan tim yang berasal dari departemen yang berbeda-beda ini lolos dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-31, beberapa waktu lalu.
Menurut Yumna, ide ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan listrik yang ada di Pulau Sumatera mengalami defisit 9 persen. Kondisi ini tidak seharusnya terjadi, karena Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau yang berpotensi mendukung pembangunan Indonesia.
"Ada ketimpangan rasio elektrifikasi di sana, sehingga sering mengalami pemadaman secara bergilir," ungkapnya.
Dengan melihat kondisi, Teuku Rizki Firdausi, Mazaya Yumna, dan Amira Layyina menciptakan ide untuk merencanakan sebuah pulau dengan energi terbarukan. Ide ini rencananya menggunakan tiga sumber energi alternatif yaitu angin, surya dan ombak.
"Sebenarnya ISO merupakan penggabungan gagasan antara pulau apung, pembangkit listrik tenaga alam dengan sistem Smart Grid dan Internet of Thing (IoT)," ujar mahasiswi angkatan 2017 tersebut.
Lebih lanjut, Yumna mengatakan akan membangun sebuah pulau di Selat Malaka sebagai pendukung dari ISO. Hal ini dikarenakan Selat Malaka mempunyai potensi energi terbarukan yang besar.
Sementara untuk distribusi listriknya sudah tidak lagi secara sentralisasi, melainkan dengan Smart Grid dan IoT.
"Ini akan mempermudah dalam distribusi listrik secara terintegrasi di Sumatera," ujar gadis kelahiran Aceh ini.
Lanjut Yumna, untuk sistem transmisi internal dan monitoring berbasis Smart Grid dan IoT akan ditempatkan di pulau pusat ISO.
Sedangkan sistem transmisi dan distribusi eksternal ditempatkan di seluruh Pulau Sumatera, berupa gardu listrik dan pusat kendali.
Yumna juga membeberkan bahwa daya listrik yang dihasilkan oleh ISO melebihi daya yang dihasilkan oleh tiga pembangkit listrik di Aceh yaitu PLTU Nagan Raya, PLTMG Arun, dan PLTD Lueng Bata.
"Pasokan listrik akan mengalami surplus, sehingga mampu didistribusikan ke daerah lainnya," jelasnya.
Dengan adanya ide ini, diharapkan mampu membantu Indonesia dalam mengoptimalkan penggunaan pembangkit listrik yang ramah lingkungan.
"Sehingga cita-cita Indonesia mencapai Sustainable Development tahun 2030 untuk bidang energi terbarukan bisa terealisasi," pungkasnya. (amm/wit)
Advertisement