ISNU Luncurkan Jasa Antar Online, GoISNU
Di tengah lesunya jasa pengantaran penumpang dan barang akibat pandemi Covid-19, Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kota Probolinggo membuat keputusan “bondo nekat” (bonek). Organisasi otonom (ortom) di bawah NU ini meluncurkan jasa antar barang, GoISNU, Minggu, 19 Juli 2020.
“Mulai hari ini kami meluncurkan GoISNU untuk melayani jasa antar warga di Kota Probolinggo,” ujar Ketua PC ISNU Kota Probolinggo, Yanuar Setyo Widodo, Minggu 19 Juli 2020 malam. Hal dilakukan setelah selama sebelum berkoordinasi dan memperkenalkan GoISNU kepada masyarakat.
Jasa antar yang berkantor di Jalan Sunan Ampel, Kota Probolinggo itu selama sepekan ke depan memberlakukan promo gratis. “Gratis selama seminggu tetapi dengan berat muatan tidak lebih dari satu kilogram,” kata Yanuar Setyo Widodo.
Hal senada diungkapkan Dirut GoISNU Kota Probolinggo, Fitrah Izul Falaq. “Setelah masa promo berakhir, kami berlakukan tarif flat untuk pengiriman di dalam Kota Probolinggo,” ujarnya.
Tarifnya, 0-1 kg dikenai Rp5.000, 1-5 kg Rp6.000, dan 6-10 kg Rp7.000. “Untuk sementara yang kami layani jasa antar barang, belum melayani jasa antara penumpang,” katanya.
Yanuar berterus terang, terjun ke dunia bisnis merupakan hal baru bagi ISNU yang biasanya bergelut di dunia akademis, keilmuan, hingga kajian. “Melalui kajian 7 Juni lalu, kami menggagas pembuatan aplikasi jasa antar,” tambahnya.
Diakui, ketika ide merintis bisnis pengantaran barang berbasis dalam jaringan (daring/online) sempat diwarnai tarik-menarik. Apalagi selama ini, ISNU Kota Probolinggo belum pernah mengelola bisnis secara profesional berskala besar.
Yanuar berterus terang, GoISNU tidak semata-mata bisnis tetapi juga ajang pengenalan organisasi (ISNU). “Bagaimana pun ISNU harus berinteraksi dengan masyarakat, termasuk melalui jasa antar ini,” katanya.
Disinggung mengapa menggunakan istilah GoISNU, Yanuar mengatakan untuk membangun citra positif di tengah masyarakat. “ISNU juga sebagai jaminan, karena bisnis apa pun perlu trust dari masyarakat,” ujarnya.
Di luar jasa antar berbendera GoISNU, sebenarnya di Kota Probolinggo sudah ada sejumlah pelaku jasa serupa. Bahkan perusahaan berskala nasional sudah lama bergerak di Probolinggo terutama dalam pemesanan makanan dan minuman berbasis daring.
“Warung saya sudah lama memanfaatkan jasa pengantar makanan online,” ujar Singgih, pemilik warung mie pendalungan di Jalan Brantas Kota Probolinggo.
Sebagian warga Kota Probolinggo juga sudah terbiasa memesan makanan dan minuman secara online. “Saya biasa pesan nasi pecel atau ayam lalapan melalui jasa ojek online, biaya Rp5.000 di dalam kota,” kata Zakka Lazuardi Zulkarnain, warga Jalan Letjen Sutoyo.