ISNU Gelar Kongres II di Istana, Begini Respon Jokowi
Adanya para sarjana Nahdlatul Ulama memberikan tambahan sumber daya bagi dirinya sebagai kepala negara. Dengan sumber daya tersebut, NU siap bersama bangsa dan negara untuk memajukan Indonesia.
“Sore ini saya bersama para sarjana NU. Ini memberi tambahan kepada saya bahwa NU siap dengan sumber dayanya dalam rangka membawa Indonesia lebih maju,” kata Presiden RI Joko Widodo, saat resmi membuka Kongres II Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), di Istana Negara Jakarta, Jumat sore, 24 Agustus.
Jokowi menuturkan, bahwa ISNU merupakan kolam pengetahuan bangsa, wadah berkumpulnya guru besar, doktor, magister, serta sarjana yang mempunyai wawasan agama dan kebangsaan yang kuat.
"Perubahan politik, ekonomi, teknologi, sosial, dan lain-lain mengubah gaya dan pola hidup manusia sehari-hari. Masyarakat harus mengantisipasi perubahan tersebut agar ada manfaatnya sehingga tidak merusak," kata Presiden Joko Widodo.
Selain itu, Jokowi juga mengatakan perubahan politik, ekonomi, teknologi, sosial, dan lain-lain mengubah gaya dan pola hidup manusia sehari-hari. Masyarakat harus mengantisipasi perubahan tersebut agar ada manfaatnya sehingga tidak merusak.
Sementara itu, Ketua Umum ISNU Ali Masykur Musa menjelaskan, ISNU adalah badan otonom Nahdhatul Ulama yang berfungsi melaksanakan kebijakan NU pada kelompok sarjana dan intelektual. Salah satu tujuan ISNU adalah mewadahi kegiatan para sarjana, ilmuwan, intelektual, dan professional NU dari berbagai disiplin ilmu.
ISNU saat ini, kata ali Masykur Musa, memiliki lebih dari 900 doktor, Magister dan Sarjana dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
"Alhamdulillah, sampai hari ini telah bergabung para guru besar dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan untuk menjadi anggota aktif di ISNU," kata Ali Masykur menambahkan.
Lanjut Ali Masykur, kongres akan dilaksanakan di Universitas Islam Nusantara, Bandung, Jawa Barat, 24-25 Agustus 2018, dan diikuti oleh seluruh pengurus pusat, pengurus wilayah, pengurus cabang se-Indonesia.
Perhelatan ISNU mengusung tema “Pembangunan Inklusif dan Islam Nusantara Menyongsong se-Abad Indonesia sebagai Negara Kesejahteraan Pancasila.”
"Inti gagasan ini adalah perlunya penguatan faktor kembar yang menopang kokohnya NKRI, yaitu agama yang ramah, bersahaja dan pembangunan yang inklusif.
Keduanya adalah syarat mutlak terwujudnya Indonesia sebagai Negara Kesejahteraan Pancasila," pungkas Ali Masykur. (adi)