Islam 3 Terbesar Dianut di AS, Nadia Kahf Hakim Berhijab Pertama
Setelah terpilih menjadi hakim di Pengadilan Tinggi New Jersey, pengacara Amerika Serikat (AS) Nadia Kahf kini menjadi seorang Muslimah pertama yang mengenakan hijab di jabatan tersebut. Faktanya, agama Islam merupakan agama ketiga terbanyak dianut di Negeri Paman Sam.
Kahf, seorang pengacara hukum keluarga asal Suriah dan pengacara imigrasi dari daerah Wayne, menerima sumpah jabatan pada Kamis 23 Maret 2023 dengan mengulurkan tangannya di atas salinan Al-Qur’an, menurut situs berita lokal North Jersey dikutip Andolu.
Dia akan menjabat sebagai hakim Pengadilan Tinggi Passaic County setelah Gubernur New Jersey Phil Murphy mencalonkannya setahun yang lalu.
Meski Kahf bukan wanita Muslim pertama yang menjabat sebagai hakim pengadilan negeri, namun dia orang pertama yang mengenakan hijab di bangku hakim.
Sejak 2003, dia duduk di Dewan Hubungan Amerika-Islam New Jersey, sebuah organisasi hak-hak sipil Muslim. Kahf sekarang menjabat sebagai ketuanya.
Dia juga penasihat hukum untuk Wafa House, sebuah lembaga layanan sosial dan kekerasan dalam rumah tangga nirlaba yang berbasis di Kota Clifton, dan ketua Islamic Center of Passaic County.
Fenomena ini menunjukkan betapa Islam telah berpengaruh luas di Negeri Paman Sam itu. Dalam data terkini, agama Islam merupakan terbanyak ketiga. Guna memahami hal itu, berikut disajikan sejarah perkembangan Islam di Amerika Serikat.
Islam Bermula di Amerika Serikat.
Sebagai agama yang banyak dianut banyak masyarakat di penjuru dunia, Islam pun berkembang pesan di Negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS).
Walau bukan menjadi agama mayoritas, tercatat Islam menduduki peringkat ketiga sebagai agama yang banyak dianut masyarakat di sana.
Masuknya Islam dan berkembangnya Islam di Amerika Serikat juga mengalami pasang surut, hingga akhirnya berkembang pesat seperti saat ini.
Perkembangan Islam di Amerika Serikat juga dibuktikan dengan berdirinya Islamic Institute di Chicago, yang merupakan proyek dari Organisasi Konferensi Islam Internasional yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi.
Di Los Angeles juga terdapat Islamic Center, yang digunakan sebagai pusat keilmuan Islam dan aktivitas lainnya.
Perkembangan Islam di Amerika Serikat juga dibuktikan dengan adanya beberapa tokoh yang memeluk Islam, seperti Malcom dan petinju Muhammad Ali. Malcom dan Muhammad Ali adalah legendaris di profesi mereka yang turut mendakwahkan Islam di Amerika Serikat.
Dengan berbagai perkembangannya, Islam di Amerika Serikat semakin mendapat tempat khusus dalam masyarakat setempat.
Umat Islam Amerika juga dinilai mampu memberikan kontribusi yang besar untuk kemajuan pembangunan. Di Amerika Serikat, penduduk yang memeluk agama Islam diperkirakan sekitar 3,3 juta dari beragam usia dan golongan.
Sejak abad ke-16, telah tercatat adanya orang-orang Islam yang bermukim di Amerika Serikat. Sejarawan mencatat bahwa Islam masuk ke Amerika Serikat melalui Kawasan Arizona di Amerika bagian utara dan New Meksiko.
Pada awal 1520-an, banyak budak yang dikirim ke Amerika untuk dipekerjakan di berbagai lahan pertanian. Sejarawan memperkirakan, ada sekitar 40.000 orang Islam dikirim ke Amerika Serikat sebagai budak.
Sedangkan jumlah keseluruhannya di Benua Amerika mencapai 3 juta orang Muslim. Alvar Nunez Cabeza de Vaca, Estevanico dan Azamor, diperkirakan sebagai orang Islam pertama yang memasuki wilayah Amerika Serikat.
Estevanico adalah orang Berber dari Afrika Utara yang pergi ke Arizona dan New Meksiko sebagai budak Kerajaan Spanyol.
Sedangkan Azamor dan Nunez adalah budak dari Spanyol, yang merupakan sisa-sisa pengaruh Islam yang pernah berkuasa di Spanyol.
Namun, dalam perkembangannya, banyak budak Muslim di AS memilih untuk berpindah agama karena pengaruh lingkungan.
Gelombang Pertama Imigrasi
Imigran Muslim yang datang dalam skala besar ke Amerika Serikat berasal dari Suriah, Yordania, Palestina dan wilayah Timur Tengah lainnya. Para imigran Muslim tersebut diduga sampai di Amerika Serikat pada sekitar 1875 hingga 1912.
Masjid pertama di Amerika dibangun di Chicago pada 1893, yang diperkirakan didirikan sebagai replika Masjid Sultan Qayt Bey di Kairo.
Sedangkan masjid kedua di Amerika baru dibangun pada 1921 di Highland Park, Michigan. Kemudian, setelah Perang Dunia I berakhir dan runtuhnya Turki Ottoman pada abad ke-20, terjadi imigrasi Muslim besar-besaran dari Timur Tengah.
Fenomena itu juga dipengaruhi oleh kolonialisme bangsa Barat di wilayah Timur Tengah.
Orang-orang Muslim memilih bermigrasi ke Amerika Serikat karena dianggap sebagai negara yang menjamin kebebasan dan hak kemanusiaan. Mereka kemudian membentuk komunitas di berbagai negara bagian Amerika.
Pada periode 1920 dan 1930-an, banyak orang kulit hitam keturunan Afrika-Amerika yang memilih masuk Islam sebagai salah satu dampak masalah rasial di AS.
Organisasi Islam di Amerika pun semakin banyak, dan umat Muslim AS mulai merambah dunia politik.
Peraturan Imigrasi
Setelah imigrasi besar-besaran pada 1924, pemerintah Amerika Serikat kemudian menetapkan peraturan imigrasi bagi Muslim.
Dalam aturan tersebut, disebutkan pembatasan gelombang imigrasi dengan memberlakukan kuota asal negara atau asal kelompok imigran. Salah satu kuota yang diberikan adalah bagi negara asal Timur Tengah, yang mayoritas beragama Islam.
Namun, melihat migrasi yang terus menerus memasuki Amerika Serikat, Presiden Lyndon Johnson kemudian menghapuskan sistem kuota.
Faktor ekonomi dan politik yang bergejolak di negara asal menjadi alasan utama umat Muslim pindah ke Amerika Serikat. Umumnya, imigran Muslim yang datang ke AS adalah kaum terpelajar, daripada imigran yang datang pada periode sebelumnya.
Islam di AS Setelah 1970-an
Pada awalnya, Islam dianggap sebagai agamanya imigran Timur Tengah. Namun, lambat laun, Islam semakin berkembang di Amerika Serikat. Islam berkembang pesat di Amerika sebagai hasil dari Undang-Undang Imigrasi dan Naturalisasi 1965.
Diperkirakan, terdapat lebih dari 1,1 juta Muslim baru tiba di Amerika Serikat sebelum akhir abad ke-20.
Di Amerika Serikat juga terdapat organisasi Islam yang kemudian dikenal dengan nama World Community of Islam in West pada 1976. Bersama organisasi tersebut, perkembangan Islam semakin baik. Dakwah anti-rasial dilakukan seperti yang tercantum dalam ajaran Islam
Advertisement