Islam Nusantara Jadi Kekuatan Diplomasi Indonesia, Ini Jelasnya
Ketua Umum PP Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa menuturkan, kehadiran Islam Nusantara sebagai soft diplomasi cukup tepat. Sehingga ada upaya aktif untuk menciptakan perdamaian dunia.
"Islam Nusantara juga senafas dengan Pancasila," kata Ali Masykur.
Ia memberikan pandangangan dalam Seminar Internasional Islam Nusantara dan Diplomasi Indonesia di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Sabtu 8 Desember 2018. Selain itu, pembicara lain hadir seperti Greg Barton, Rektor UINSA Prof Masdar Hilmy, dan Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementrian Luar Negeri Siswo Pramono.
"Kehadiran Islam Nusantara juga terbentuk lama. Ada banyak naskah kuno yang masih disimpan menunjukan banyak jejak Islam yang memiliki senyawa dengan kultur bangsa Indonesia," kata Ali Masykur Musa.
Menurut Ali Masykur, kehadiran Islam Nusantara juga terbentuk lama. Ada banyak naskah kuno yang masih disimpan menunjukan banyak jejak Islam yang memiliki senyawa dengan kultur bangsa Indonesia.
Chair in Global Islamic Polities Deakin University, Melbourne, Greg Barton menjelaskan, di kancah dunia Indonesia sangat dikenal dengan Islam dan demokrasinya. Islam Nusantara menjadi bagian yang tak bisa dipisahkan dari sisi lokalitas masyarakat di Indonesia.
"Tentu yang paling penting adalah cara hidup dan dampaknya. Islam bisa mencerminkan kasih sayang antar semua orang," jelasnya.
Greg juga menegaskan, organisasi masyarakat di Indonesia terbukti mampu untuk menjaga transisi demokrasi. "Nahdlatul Ulama sendiri juga punya tradisi demokrasi," ucapnya.
Dalam forum tersebut menegaskan, Islam Nusantara yang menjadi cerminan wajah nusantara diyakini mampu menjadi pondasi dalam diplomasi Indonesia.
"Sejarah panjang terbentuknya Indonesia tak bisa dilepaskan dari berbagai kejadian yang membentuk karakter khas bangsa," kata Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementrian Luar Negeri Siswo Pramono.
"Islam Nusantara memberikan cerminan masyarakat di Indonesia," ujar Siswo.
Ia melanjutkan, keberadaan Islam Nusantara bisa menjadi pondasi diplomasi baik di dalam maupun luar negeri.
"Jadi Islam Nusantara itu soft power yang bisa dipakai untuk diplomasi," ucapnya.
Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Prof Masdar Hilmy menjelaskan, cara Islam yang sejuk dan santun memberikan keteduhan dalam hidup bermasyarakat. Makanya Islam Nusantara yang teduh mampu memberikan kelangsungan hidup yang nyaman.
"Apalagi populasi warga muslim di Indonesia cukup besar," tuturnya menegaskan. (adi)