Islam Nusantara Dipromosikan di Belanda, Ternyata Peran Mahasiswa Ini
"Secara umum, para mahasiswa ini adalah jebolan dari pondok pesantren di Jawa Timur dan Jawa Barat dan memiliki berbagai kompetensi,” kata Rifa’i Bahtiyar.
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Belanda menerima delegasi mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya. Pengurus harian PCINU Belanda menerima mereka dalam rangka pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional.
Rombongan mahasiswa ini tiba di Belanda, Senin 9 Juli 2018, siang waktu setempat. Sore harinya, mereka mengikuti acara penyambutan di Masjid Al-Hikmah, Den Haag yang dihadiri oleh pengurus harian PCINU Belanda.
Rifa’i Bahtiyar, dosen pendamping yang juga pengasuh Ma’had UINSA Surabaya ini, dalam sambutan mengatakan bahwa mahasiswa peserta KKN Internasional ini adalah mahasiswa terbaik yang terpilih berdasarkan hasil seleksi dari ratusan mahasiswa.
“Mereka berasal dari latar belakang keilmuan yang beragam: komunikasi dan penyiaran Islam; bimbingan dan konseling, pendidikan Islam, dan sastra Inggris. Secara umum, para mahasiswa ini adalah jebolan dari pondok pesantren di Jawa Timur dan Jawa Barat dan memiliki berbagai kompetensi,” tuturnya, dalam keterangan diterima ngopibareng.id.
"Program ini merupakan tindak lanjut dari piagam kerja sama antara PCINU Belanda dan UIN Sunan Ampel yang ditandatangani pertengahan Juli tahun lalu."
Mustasyar PCINU Belanda KH Hambali Maksum berharap agar para mahasiswa ini dapat memanfaatkan ilmunya untuk menghidupkan kegiatan-kegiatan keagamaan di masjid Indonesia yang ada di Den Haag dan Amsterdam. Yang paling utama, menurutnya, mereka memprioritaskan pendampingan madrasah anak dan pengajian ibu-ibu.
Selanjutnya, KH Naf’an Sulchan mengucapkan syukur karena keberadaan PCINU Belanda yang baru berumur 4 tahun ini menjadi jembatan penghubung bagi Muslim Indonesia diaspora di Belanda dengan yang ada di tanah air. Menurutnya, simbol NU yang berupa bola dunia ini memberikan berkah bagi para generasi muda nahdliyin untuk berkiprah secara global.
Pada saat yang sama, KH Ishaq menuturkan bahwa kehadiran para dai dari Indonesia baik selama atau di luar bulan Ramadhan ini sangat berarti sekali bagi umat Islam Indonesia di Belanda. Terutama untuk melakukan penguatan akidah Ahlussunnah wal Jamaah dan membekali generasi muda dengan kemampuan agama, seperti ceramah, tilawah, dan khutbah, yang baik.
“Alhamdulillah, kegiatan KKN Internasional ini mendapat respons yang luar biasa dari para jamaah di Belanda. Secara teknis kegiatan ini ditangani oleh Lakpesdam dengan dukungan dari LAZISNU PCINU Belanda,” kata Ketua PCINU Belanda Ibnu Fikri.
Rais Syuriyah PCINU Belanda KH Nur Hasyim menyampaikan bahwa para mahasiswa ini akan tinggal selama dua bulan dan disebar di beberapa komunitas Muslim Indonesia di Belanda.
Dalam kesempatan terpisah, kordinator komunitas Tombo Ati, Nana Supriatna, mengharapkan para mahasiswa ini juga dapat terlibat aktif dalam kegiatan mereka, yaitu pengajian dan hadrah kasidah.
Acara penyambutan tersebut juga dihadiri oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Den Haag Din Wahid. Din meminta para mahasiswa untuk memanfaatkan pengalaman tinggal di Belanda seoptimal mungkin. Tidak banyak mahasiswa S1 yang memiliki kesempatan berharga seperti mereka. Karena itu, selain mengajarkan ilmu-ilmu agama, mereka juga diharapkan dapat menggali nilai-nilai positif dari budaya Belanda untuk diceritakan pada masyarakat Indonesia.
Kegiatan KKN Internasional ini diharapkan dapat dijaga keberlanjutannya di tahun-tahun mendatang. Acara penyambutan ini ditutup dengan penyerahan cenderamata dari delegasi UINSA Surabaya untuk PCINU Belanda dan pengurus Yayasan Masjid Al-Hikmah Den Haag.
Rombongan yang terdiri atas enam mahasiswa dan seorang dosen pembimbing ini sebelumnya dilepas oleh Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Prof Masdar Hilmy pada 6 Juli 2018 di Kampus UINSA Surabaya. Program ini merupakan tindak lanjut dari piagam kerja sama antara PCINU Belanda dan UIN Sunan Ampel yang ditandatangani pertengahan Juli tahun lalu.
Akhir Maret lalu PCINU Belanda menjadi tuan rumah perhelatan seni budaya Islam bertajuk “Ki Ageng Ganjur Roadshow to Europe”. Kegiatan tersebut tidak lain dimaksudkan untuk mempromosikan nilai-nilai moderasi Islam ala Islam Nusantara melalui media musik religi. Selain di Belanda, grup musik Ki Ageng Ganjur juga tampil di Jerman dan Belgia. (adi)