Islam Moderat, Menghadirkan Agama untuk Keadaban Publik
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, mengatakan, klaim moderat harus dibuktikan dengan perbuatan. Sebab, pada banyak hal klaim moderasi atau pandangan keagamaan wasathiyah gagal dicontohkan dalam perbuatan nyata.
"Pandangan keagamaan moderat akan nampak ketika pengusungnya sedang diuji dalam perbedaan," tutur Haedar Nashir, dalam keterangan Kamis 27 Mei 2021.
Respon yang terukur dan elegan, adalah wajah paling kasat mata dari kemoderatan tersebut dengan tidak mencela kelompok lain yang berbeda. Baik dalam perbedaan mazhab, teologi, maupun politik.
Ujian Islam Moderat
“Nyatanya wasathiyah (moderasi) Islam itu diujii ketika di tubuh umat Islam terjadi perbedaan. Bisa tidak kita saling mengayomi? bukan saling menyerang atau bahkan saling menjatuhkan? Bahkan, jangan sampai ada kebahagiaan ketika memprovokasi publik atau bernarasi di ruang publik untuk menyerang sesama muslim. Itu tasakhor namanya,” terang Haedar mengutip Al-Quran Surat Al-Hujurat ayat 11.
Karena itu, Haedar dalam forum halalbihalal PP Muhammadiyah, berpesan agar seluruh komponen Muhammadiyah menghadirkan pijakan dakwah yang lembut dan penuh keteladanan kepada masyarakat.
“Bagaimana menghadirkan agama Islam sebagai agama untuk keadaban publik. Saya pikir ‘Aisyiyah dan organisasi otonom perlu ini, merajut tema-tema dakwah dan narasi-narasi tabligh yang hadir di ruang publik sebagai platform untuk membangun peradaban,” jelasnya.
Pertegas Islam Wasathiyah
Haedar mengajak elemen Persyarikatan untuk menampilkan sikap Wasathiyah dalam diri dan perbuatan.
“Terakhir bagaimana kita terus menghadirkan Islam sebagai dinul hadharah, Islam sebagai pembawa kemajuan dan ini ciri dari Muhammadiyah.
"Jika para ahli dan masyarakat luas telah mengenal Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan, Muhammadiyah sebagai gerakan reformis dan modern, maka saat ini tugas kita dari pusat sampai bawah dengan apa yang sudah kita lakukan melalui Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan gerakan dakwah yang multi aspek ini adalah dengan memproyeksikan Islam sebagai dinul hadharah,” tuturnya.