Islam Memiliki Tradisi Keilmuan dan Kemajuan, Pesan Haedar Nashir
Tradisi ilmu merupakan perwujudan wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW). Surat Al-Iqra' pada wahyu pertama adalah untuk membangun peradaban. Iqra menurut para mufasir bukan hanya membaca secara verbal dan tekstual, tetapi berbagai aktivitas akal pikiran dan kajian keilmuan.
“Iqra yang punya pondasi pada nilai-nilai dan perspektif ilahi, iqra yang profetik, iqra yang bersifat kenabian, bukan sembarang ‘baca’. Dengan ini, kita harus menampilkan Islam sebagai din al-hadlarah".
Demikian dikatakan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, acara launching Smamda Tower di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya pada Selasa lalu. "Launching Smamda Tower menjadi momentum untuk terus menggelorakan budaya iqra," tuturnya.
Selain mebudidayakan ilmu melalui iqra, Haedar juga menyampaikan arti penting QS. Al-‘Ashr. Meski digolongkan sebagai surah pendek, surah ini memiliki makna yang mendalam.
Mengutip Imam Syafii bahwa seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka. Makna utama dari surah ke-103 dalam Al-Quran ini adalah ajakan agar umat Islam selalu aktual dan adaptif terhadap perkembangan zaman dan tempat.
“Al-‘Ashr itu bisa disebut sebut ayat modernitas, ayat kemodernan, yang menghadirkan iman dan amal saleh untuk kehidupan dan peradaban yang bukan hanya sesuai tuntutan zaman tapi mewarnai zaman, bahkan mengarahkan zaman,” ucap Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
23 Tahun Masa Dakwah Risalah Islam
Dengan adanya etos al-‘Ashr ini, Nabi Muhammad Saw sukses mengubah Bangsa Arab yang paganistik menjadi masyarakat Islam tauhidik, serta membangun tatanan sosial-kebangsaan yang berkeadaban mulia.
Sekitar 23 tahun mengemban risalah Allah di jazirah Arab itu, Rasulullah telah berhasil membangun kehidupan bangsa Arab yang berperadaban mulia dengan simbol Yastrib yang semula dusun tertinggal menjadi Al-Madinah Al-Munawwarah, kota peradaban yang tercerahkan.
Setelah era Nubuwah, peradaban Islam mewarnai dunia dengan ilmu pengetahuan. Bahkan dalam buku The Venture of Islam, Marshal Hodgson mengatakan bahwa Baghdad merupakan bintang paling bercahaya di semua gugus kota yang ada di planet bumi saat itu. Menurut Haedar, di saat yang bersamaan, Eropa Barat sedang menghadapi era kegelapan.
“23 tahun di zaman Nabi menghasilkan Al-Madinah al-Munawwarah dan berabad-abad lamanya menghasilkan peradaban yang tinggi, peradaban Islam yang kosmopolitan, di saat Barat tertidur lelap dalam kegelapan budaya dan peradaban,” terang Haedar.
Advertisement