Islam Jalan Tengah untuk Dunia, KTT Ulama Dunia Hasilkan Pesan Bogor
"Saya mendukung Pesan Bogor ini dan saya ingin meminta Anda untuk menerima rancangan ini secara konsensus. Pesan ini sangat singkat dan to the point," - Ulama dari Bosnia, Musthofa Ceric
Para ulama dan cendekiawan dari berbagai dunia telah selesai membahas tentang Islam wasathiyah dalam kegiatan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia di Hotel Novotel, Bogor, Kamis (3/5/2018) malam. Kegiatan yang digelar selama tiga hari ini melahirkan Bogor Message, sebuah pesan dari Bogor untuk dunia.
"Kita berupaya untuk menyampaikan sebuah pesan, kita hanya ingin menyatakan komitmen kita untuk merevitalisasi atau memperkuat kembali paradigma Islam wasatiyah," ujar Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Prof Din Syamsuddin, dalam siaran pers diterima ngopibareng.id, Jumat (4/5/2018)
Din menuturkan, sebelumnya ada sekitar 12 nilai yang diusulkan untuk menjadi prinsip nilai paradigma Islam wasatiyah, tapi akhirnya disepakati tujuh nilai. Menurut Din, tujuh prinsip nilai tersebut nantinya akan menjadi acuan bersama untuk menyebarkan Islam wasathiyah ke dunia.
Nilai pertama tawassut, yaitu berada pada posisi di jalur tengah dan lurus. Kedua, i'tidal, yaitu berperilaku proporsional dan adil serta bertanggung jawab. Nilai ketiga tasamuh, yaitu mengakui dan menghormati perbedaan dalam semua aspek kehidupan.
Keempat, syura, yaitu bersandar pada konsultasi dan menyelesaikan masalah melalui musyawarah untuk mencapai konsensus.
Kelima, islah, yaitu terlibat dalam tindakan yang reformatif dan konstruktif untuk kebaikan bersama.
Keenam qudwah, yaitu melahirkan inisiatif yang mulia dan memimpin untuk kesejahteraan manusia. Dan, nilai ketujuh muwatonah, yaitu mengakui negara bangsa dan menghormati kewarganegaraan.
Pesan Bogor tersebut lahir dari hasil dialog ulama dan cendekiawan tentang Islam wasathiyah selama 1-3 Mei di Bogor. Selain tujuh poin nilai utama itu, Pesan Bogor juga mengandung empat poin lainnya. Di antaranya adalah komitmen mengaktifkan kembali paradigma Islam wasathiyah sebagai ajaran Islam yang meliputi tujuh nilai utama.
Selanjutnya, ulama dan cendekiawan juga berkomitmen untuk menjunjung tinggi nilai-nilai paradigma Islam wasathiyah sebagai budaya hidup secara individual dan kolektif dengan melambangkan semangat dan persatuan dari sejarah peradaban Islam. Poin ketiga, lanjut Din, ulama dan cendekiawan juga berkomitmen untuk memperkuat tekad untuk membuktikan kepada dunia soal nilai-nilai Islam wasathiyah.
Poin keempat, mendorong negara-negara Muslim dan komunitas untuk mengambil inisiatif untuk mempromosikan paradigma Islam wasathiyah melalui suatu badan yang akan dibentuk bersama. Promosi tersebut dalam rangka membangun ummatan wasatan, yaitu sebuah masyarakat yang adil, makmur, damai, inklusif, harmonis, berdasarkan pada ajaran Islam dan moralitas.
Din Syamsuddin menyampaikan Bogor Message di hadapan para ulama dan cendekiawan dunia di Hotel Novotel, Bogor, Kamis (3/5).
Sementara itu, ulama dari Bosnia, Musthofa Ceric, mengatakan, dia mendukung pesan yang disepakati kemarin. "Saya mendukung Pesan Bogor ini dan saya ingin meminta Anda untuk menerima rancangan ini secara konsensus. Pesan ini sangat singkat dan to the point," ujar Musthofa dalam sesi terakhir kegiatan KTT di Hotel Novotel, Bogor, Kamis (3/5).
Menurut dia, berdasarkan pengalamannya selama ini, saat kegiatan pertemuan selesai digelar para peserta pasti akan lupa. Namun, kata dia, Bogor Message ini sangat singkat sehingga akan mudah untuk dingat.
Hal senada juga disampaikan ulama dari Amerika Serikat, Muzammil Assidiqi. Ketua Dewan Fikih Amerika Utara yang bermarkas di Indiana ini mengatakan bahwa ke depannya perlu ada tindak lanjut dari prinsip nilai yang terdapat di dalam Bogor Message. "Saya juga menyepakati apa yang sudah tertulis dan saya juga mendukung draf Bogor Message," ucapnya.
Dia menuturkan, saat ini banyak konflik yang terjadi di negara-negara Muslim sehingga ke depannya harus dibentuk organisasi bersama untuk menyelesaikan berbagai konflik keagamaan. "Memang sebaiknya kita harus membuat komite untuk menyelesaikan.
Ini perintah dari Allah SWT. Ketika ada dua orang beriman berperang, harus ada rekonsiliasi," katanya.
Di forum yang sama, Asisten Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Abdul Rahman bin Abdullah al-Zaid juga menyampaikan apresiasi terhadap Bogor Message. Namun, menurut dia, pesan dari Bogor ini ke depannya tidak hanya disampaikan pada kalangan Muslim, tapi juga non-Muslim.
"Bogor Message sangat bagus, komprehensif, dan to the point. Tapi, yang terpenting adalah di akhir pertemuan ini agar pesan ini jangan hanya buat umat Islam. Tapi, juga perlu dijelaskan kepada non-Muslim dan negara non-Muslim untuk menunjukkan citra umat Islam," kata dia. (adi)
Advertisement