Kontribusi Islam dan Pembentukan Negara, Ini Penjelasan Gus Yahya
Katib Am PBNU KH Yahya Qholil Tsaquf menjelaskan, negara dan bangsa Indonesia didirikan oleh para pendahulu dengan cita-cita yang tidak hanya menyangkut nasib bangsa Indonesia sendiri saja.
"Negara dan bangsa Indonesia didirikan dengan cita-cita yang lebih mulia untuk peradaban seluruh umat manusia," katanya, dalam siaran pers diterima ngopibareng.id, Rabu (24/1/2018).
Pria yang akrab disapa Gus Yahya ini pun sempat mengutip Pembukaan UUD 1945, yaitu 'Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Dan bahwa segala bentuk penjajahan harus dihapuskan di atas dunia karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan'.
Selain itu, menurut Gus Yahya, bangsa Indonesia juga didirikan dengan cita-cita untuk memperjuangkan ketertiban dunia, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
"Ini semua adalah pandangan-pandangan dan cita-cita yang diwariskan kepada kami warga nahdhiyin oleh para ulama dan para pendirian jamiyah ini," jelas Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang, Jawa Tengah ini.
Seperti diketahui, KH Yahya Cholil Staquf, memberikan penjelasan pada Multaqo ad-Duat al-Alami yang diselenggarakan Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (22/1) malam.
Hadir pada forum ini diantaranya Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani, Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin, Ketua Umum LD PBNU KH Maman Imanul Haq, Sekretaris LD PBNU KH Bukhori Muslim.
Forum juga dihadiri 13 ulama dari delapan negara, yaitu Syekh Ahmad Yusuf dari Kolumbia Syekh Bilal Hallak dari Amerika, Syekh Torrieq Ghannam dari Libanon, Syekh Bakr Abu Culleh dari Amerika, Syekh Ibrohim Asy-Syafi'i dari Australia, Syekh Mohammad Osman dari Palestina, Syekh Said Aboy Hammous dari Libanon, Syekh Khalid Halabie dari Australia, Syekh Muhammad Aukal dari Amerika, Syekh Amjad Arafat dari Australia, Syekh Muhammad Al-Faraj dari Libanon, dan Syekh Omar Dayah dari Denmark. (adi)
Advertisement