ISIS Klaim Jadi Dalang 3 Bom Gereja di Surabaya
Aksi bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur menewaskan 13 orang dan 48 korban lainnya mengalami luka-luka.
“ISIS bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Kota Surabaya, yang menewaskan sebelas orang dan melukai 41 orang,” demikian pernyataan ISIS melalui kantor berita, Amaq News Agency.
Amaq News merupakan kantor berita ISIS. Amaq memposting tulisan itu dengan tulisan Arab melalui aplikasi Telegram. Kemudian tulisan itu diterjemahkan dan dimuat di situs komunitas intelijen antiteroris, Siteintelgroup.com.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menduga ada kaitan aksi bom bunuh diri di Surabaya ini berkaitan dengan ISIS di Suriah. Menurutnya, ISIS secara global sudah terdesak oleh AS dan Rusia.
“Memang aksi ini kita duga motifnya, pertama, adalah di tingkat internasional, ISIS ini ditekan oleh kekuatan-kekuatan baik dari Amerika dan lain-lain, Rusia dan lain-lain, sehingga dalam keadaan terpojok,” kata Tito Karnavian di RS Bhayangkara Surabaya, Minggu 13 Mei 2018.
Dia menjelaskan, pelaku teror ini tak lepas dari JAT (Jamaah Ansarut Tauhid) dan JAD (Jamaah Ansarut Daulah) yang merupakan pendukung utama ISIS di Indonesia. Di Surabaya sendiri, keluarga pengebom tiga gereja terkait dengan JAD yang di Surabaya dipimpin oleh Dita Oepriarto.
“Kelompok pelaku yang ada ini, yang satu keluarga ini terkait dengan sel JAD yang ada di Surabaya, dialah ketuanya, Dita ini,” kata Tito.
Menurut Kartu Keluarga (KK) yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surabaya, Dita Soeprianto lahir pada 9 September 1971. Sang istri, Puji Kuswati yang ikut tewas dalam aksi bunuh diri di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro 146, kelahiran 16 Juni 1975.
Di luar akal sehat, Puji dalam melancarkan aksinya mengajak serta kedua putrinya yang masih berusia Sekolah Dasar (SD). Kedua bocah cilik itu bernama Fadhila Sari kelahiran 4 Januari 2006, sedangkan sang adik, Famela Rizqita lahir 9 Desember 2009.
Dua anak remaja laki-laki pasangan Dita Oepriarti dan Puji mendapat ‘tugas’ untuk meledakkan Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Jalan Ngagel. Kakak beradik ini berboncengan sepeda motor.
Sang kakak diketahui bernama Yusuf Fadhil lahir 25 November 2000. Adiknya Firman Halim kelahiran 13 Oktober 2002.
Satu keluarga ini disebut Kapolri Jenderal Tito Karnavian baru pulang ‘sekolah’ dari Suriah. Mereka ke Suriah bergabung dengan ISIS dan kembali ke Indonesia. Mereka di ISIS belajar strategi teror, kemiliteran dan membuat bom. Ketika kembali ke Indonesia, UU Teroris Indonesia tidak bisa menghukum tindakan tersebut. (*)