Covid-19, Kampung Inggris Pare Buka Kursus Rp7.500 per Kelas
Pengelola kursus di Kampung Inggris Pare, Kediri, beradaptasi dengan pandemi covid-19. Larangan kegiatan berkerumun disiasati dengan membuka kelas online.
“Ini kursusan di Pare kan tutup sejak 25 Maret 2020, karena di rumah nggak ada kegiatan apa-apa akhirnya buka. Biar nggak nganggur aja” kata pria 26 tahun itu melalui WhatsApp pada Selasa 7 April 2020.
Kelas online sudah mulai dipromosikannya tiga hari sesampainya di Bojonegoro. Ia mudik dari Pare sejak pandemi muncul. Tepatnya pada 28 Maret 2020. Promosinya melalui aplikasi Whatsapp dan Instagram.
Di sisi lain, kelas baru dibuka dan berlangsung sejak 1 April 2020. Aplikasi Zoom dipilih untuk tatap muka secara langsung.
Tarif Rp 7.500 Per Tatap Muka
Kelas online milik Mahmud ini dibagi menjadi tiga. Antara lain Grammar, TOEFL Starter dan Moderate. Lebih lanjut, grammar tersedia dalam dua level, yakni pemula dan menengah. Kelas ini disesuaikan dengan kemampuan dan permintaan dari siswa yang mendaftar.
Dalam mematok tarif, pria yang sekarang tinggal di Bojonegoro itu tidak memberi harga tinggi. Untuk TOEFL dalam sekali pertemuan yang berdurasi 1.5 jam dihargai Rp 7.500. Sedangkan, untuk grammar Rp 10 ribu. Kedua kelas berlangsung selama 20 hari.
Harga dipatok murah karena niat pria lulusan pondok di Banyuwangi untuk beramal. Hal ini berkaca dari pengalamannya saat mengajar kelas online sebelumnya. Untuk 14 hari harga yang ditarifkan Rp 1.2 juta. Harga ini menurutnya tidak masuk akal.
Di sisi lain, dia pun lebih menekankan membuka kelas agar bisa mengisi waktu luang. Terlebih, untuk siswa yang ingin belajar bisa melakukannya dengan biaya terjangkau.
“Sebelumnya ada kelas TOEFL untuk 14 hari itu Rp 1.2 juta, menurut saya harga nggak masuk akal. Ini saya buat per pertemuan Rp 7500 biar sekalian amal” bebernya.
Untuk persyaratan pendaftarannya sendiri, kelas grammar maksimal tiga orang pendaftar. Sementara TOEFL, baik starter dan moderate maksimal lima orang. Untuk saat ini sendiri, siswa yang terdaftar ada enam orang.
Sampai Mei 2020
Saat ditanya sampai kapan kelas online akan dilangsungkan, pria yang baru saja menikah itu kebingungan. Jika wabah corona membaik dan keadaan pulih seperti sedia kala, kemungkinan Juli dia akan bertolak ke Australia.
“Mungkin ini kelas berlangsung sampai Mei 2020, kalau corona membaik kemungkinan setelah hari raya saya berangkat ke Australia.” jelasnya.
Ia baru saja mendapat beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Pada Maret 2019 beasiswa tersebut disabetnya. Subjek yang akan dipelajari adalah Educational Leadership and Policy di Monash University, Australia.
Semua berkas sudah siap, kecuali visa. Semenjak adanya wabah covid-19 ini dari pihak LPDP memberikan kelonggaran untuk menunda keberangkatan atau mengambil kelas online jika tersedia. Ia memutuskan untuk menunggu dan melihat perkembangan.
Advertisement