Isak Tangis Warnai Pembagian Sembako di Jakarta Barat
Di tengah carut marutnya data rujukan penerima bantuan sembako terdampak Corona, ada pemandangan yang menarik. Yakni isak tangis yang mewarnai pembagian sembako di Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Minggu 3 Mei 2020.
Beberapa orang penerima bantuan spontan mengalihkan sembako yang baru ia terima dari Menteri Sosial Juliari Batubara, kepada orang lain yang lebih berhak. Faktanya, nama mereka tidak tercantum dalam data yang sudah jadi tersebut.
Kejadian itu sempat membuat Mensos tercengang dan haru. Karena perbuatan mulia dan langka itu juga diikuti warga yang lain, disaksikan langsung oleh Menteri Sosial, Juliari Batubara.
"Kesadaran seperti ini yang kami harapkan, mau berbagi dengan warga yang belum menerima sebab data warga penerima bantuan masih ada kekurangan," kata Juliari terbata-bata.
Pemandangan serupa juga terjadi di Kelurahan Kebun Jeruk Jakarta Barat, tepatnya di Kampung Rawa RT 015 RW 05. Beberapa warga penerima bantuan dari pemerintah juga diberikan kepada tetangga yang lebih pantas menerima bantuan daripada dirinya.
Kesadaran warga Kampung Rawa tersebut tak lepas dari upaya ketua RT 015 RW 05 Tri Hermintadi yang menginginkan seluruh warga kurang mampu di kampungnya dapat mencicipi bantuan sembako tersebut.
Mengingat RT 15 hanya menerima sekitar 55 paket. Sedang jumlah penduduk yang membutuhkan sekitar 200 orang.
Salah seorang warga Kampung Rawa Nur Matios yang memberikan paketnya pada orang lain, mengatakan hatinya tergerak setelah melihat ada tetangga yang tidak dapat. Padahal bila dilihat kehidupannya sehari- hari mereka lebih berhak menerima bantuan. Faktanya orang orang itu hanya gigit jari saat ada pembagian sembako.
Supaya jadi banyak sembako dalam tas merah putih berlogo "Bantuan Presiden" itu dibongkar dijadikan beberapa kantong atas saran RT.
"Pembagian berikutnya akan saya buat pola seperti ini, karena saya sudah izin Pak RW dan Pak Lurah. Pak Menteri pun memperbolehkan sebagai solusi untuk memcahkan kebutuhan soal data yang masih bermasalah," kata RT 15 RW 05 Kebun Jeruk, Tri Hermintadi.
Salah satu warga yang mendapat bantuan sembako, Wiwik, mengaku sangat senang.
Ia bercerita, suaminya yang berprofesi sebagai buruh bangunan sudah tidak kerja dan tidak ada penghasilan.
"Sudah tidak ada penghasilan sama sekali, suami bangunan, saya ibu rumah tangga, nggak kerja, nganggur, nggak ada penghasilan sama sekali sepeserpun, 1000 pun nggak ada," ujar ibu dua anak yang tunggal di daerah Srengseng Jakarta Barat.
Ia menangis ketika menerima bantuan sembako yang diserahkan langsung oleh Menteri Sosial.
"Dengan ada bantuan senang banget saya nangis bukan sedih tapi senang,"ucapnya sambil menyeka air mata.
Kunjungan Mensos Juliari Batubara ke sejumlah wilayah DKI Jakarta hari ini, untuk mengetahui secara langsung penyaluran bantuan sembako kepada 1,3 juta keluarga di DKI Jakarta.
"Kalau ada warga ibu nih, tetangga yang belum terima sama sekali dari kemarin, itu 'kan berasnya 15 kilo, dibagi dikit sama tetangga nggak apa-apa ya", tanya Mensos kepada salah satu warga yang ditemui untuk menyerahkan sembako.
Dengan spontan ia menjawab, "Bansos saya tadi sudah diserahkan ke bu RT supaya dibagi yang belum dapat. Nanti kalau saya dapat lagi saya sudah bilang kepada bu RT supaya dibagi lagi," kata Tariah warga RT 05 RW 06.
Tariah mengaku melakukan itu dengan ikhlas, "Saya ikhlas silakan dibagi kepada yang belum dapat, kasihan, biar bisa berbagi sama-sama."
Mensos pun meyakinkan kepada media bahwa ini bukan skenario yang sudah diatur.
"Tuh media dengar sendiri ya, tidak diatur-atur ya, gua belum pernah ke sini ya, enggak diatur-atur lho ini ya. Saya belum pernah ke sini kan Bu", tanya Mensos.
"Belum, saya ga kenal bapak,"katanya disambut tertawa oleh awak media.
Perempuan paruh baya ini mengatakan selain dia, masih ada tetangga-tetangga yang memerlukan bantuan sembako.
"Mudah-mudahan kedepannya biar lebih baik lagi dah pengaturannya gitu," kata Mensos.