Ironi, Pedagang Bendera Sepi Pembeli, Tak Selaris Bendera Parpol
Merayakan 77 tahun Indonesia merdeka, Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan surat edaran. Isinya, meminta memasyarakatan Indonesia supaya mengibarkan bendera merah putih selama satu bulan. Mulai 1 hingga 31 Agustus 2022.
Surat edaran Mendagri tersebut oleh sejumlah perajin bendera dimaknai sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Pedagang es dan pencari barang bekas keliling, rame rame banting setir menjadi pedagang bendera musiman.
Untuk menjadi pedagang bendera tujuh belasan di Jakarta, tak perlu modal besar. Cukup bermodal semangat dan kemauan berusaha. Sebab barang dagangan berupa bendera merah putih dan pernik pernik untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI, sudah disiapkan oleh pemodal yang mereka panggil 'Bos', termasuk gerobak untuk keliling.Penjajanya tinggal jalan, seperti yang diungkapkan salah seorang penjual bendera keliling, Sumarna.
Pria asal Kuningan Jawa Barat ini ikut jualan bendera dengan harapan bisa merahup untung lebih besar daripada jualan es.
Masih Sepi Pembeli
Tetapi faktanya tidak seperti harapannya. Sudah satu minggu keluar masuk kampung dan komplek perumahan dorong gerobak sambil menjajakan bendera, ternyata sepi pembeli. Sehari belum tentu laku satu, katanya."Untung kalau bendera tidak laku bisa dikembalikan," tutur Sumarno sambil menyeka keringat yang menempel di dahinya.
Bendera Sumarna ini harganya bermacam-macam mulai dari Rp20 ribu hingga Rp60 ribu. Sementara untuk umbul-umbul model katur Rp3.500-Rp4.000 per meter, model zig-zag Rp4.000-Rp4.500 per meter. Sedangkan model garuda antara Rp14.000-Rp20.000.
Sumarna kemudian membandingkan dengan saat ia menjual bendera partai politik jelang pemilihan umum, satu orang bisa beli 10 sampai 25 lembar bendera.
"Kalau bendera merah putih boro boro ada yang beli sampai 10 lembar, mencari satu pembeli saja sulitnya minta ampun, padahal banyak rumah dan kantor yang belum ada benderanya," ujar Sumarno. Saat ditemui Ngopibareng.id, bapak tiga anak itu sedang beristirahat di bawah pohon setelah bekeliling di komplek perumahan elit di kawasan Simpruk Senayan, Jakarta Selatan, Selasa 9 Agustus 2022.
Sumarno mengakui tidak semua pedagang bendera tujuh belasan bernasib seperti dirinya. Ada temannya yang sehari bisa laku 5 lembar bendera, sehingga bisa membawa pulang uang sekitar Rp200.000.
Beberapa pedagang bendera mengakui omset menjual bendera parpol jelang pemilu dan Pilkada, lebih besar dibanding dengan jual bendera dan umbul umbul untuk tujuh belasan.
Meskipun cuma lima tahun sekali hasilnya bisa dirasakan, ujar pedagang bendera asal Indramayu, Jabar, yang biasa dipanggil Jahidi. Kesehariannya pria usia 45 tahun ini pencari barang bekas, namun setiap jelang tujuh belasan banting setir menjadi pedagang bendera keliling.
Advertisement