Iran Kembangkan Obat dan Vaksin Virus Corona
Sebuah pusat penelitian di Iran kini sedang mengembangkan obat-obatan dan vaksin untuk membendung penyebaran virus corona. Hal itu dilakukan di tengah upaya pemerintah setempat mengatasi wabah tersebut.
Iran menjadi negara di luar China yang memiliki angka kematian terbesar akibat virus corona. Hingga Senin, 2 Februari 2020 malam, total kasus virus corona di Iran mencapai 1.501 kasus dengan 66 kematian.
Kanselir Universitas Ilmu Kedokteran Baqiyatallah (BMSU) mengatakan, ada tiga tim peneliti di pusat akademik yang sedang bekerja pada perawatan untuk virus corona, Bahkan dia mengklaim salah satu kelompok sudah membuat obat yang dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit tersebut.
"Salah satu obat telah lulus tes laboratorium dan kami berharap kami bisa mendapatkan hasil positif dalam tahap klinis," kata Brigadir Jenderal Alireza Jalali, yang memimpin BMSU yang didanai militer, pada Minggu 1 Maret 2020.
Seperti dilaporkan Press TV, Alireza mengatakan bahwa para peneliti Iran juga sedang membuat vaksin virus corona yang akan didasarkan pada materi genetik manusia.
Ia berharap vaksin akan dikembangkan dalam waktu kurang dari satu tahun untuk membantu Iran dan negara-negara lain mencegah penyebaran virus. Ia menyebutkan, para ilmuwan Iran telah mempelajari virus corona dan penyebarannya jauh sebelum mulai mencengkeram negara itu awal bulan ini.
Alireza mengatakan fokus utama dari studi dan penelitian tentang pengembangan vaksin adalah upaya di China untuk mengidentifikasi dan melepaskan urutan genetik virus baru.
Lebih dari 3.000 orang meninggal karena virus corona sejak virus tersebut ditemukan bulan lalu di kota Wuhan, Cina. Banyak dari mereka di provinsi Hubei, China, masih terinfeksi.
Pihak berwenang Iran mengatakan pada Minggu bahwa jumlah semua orang yang terinfeksi virus corna di negara itu sudah naik menjadi 978. Sebanyak 66 orang dilaporkan meninggal setelah dinyatakan positif.