Iran Ancam UEA, Buntut "Perjanjian Ibrahim" Damai dengan Israel
Presiden Iran Hassan Rouhani menyampaikan pidato bernada ancaman atas keputusannya berdamai dengan Israel diprotes pihak Uni Emirat Arab (UEA). UEA telah menandatangani perjanjian yang diistilah sebagai "Perjanjian Ibrahim", sebagai bentuk perdamaian difasilitasi Amerika Serikat.
Atas kejadian itu, Kementerian Luar Negeri UEA memanggil kuasa Iran di Abu Dhabi dan memberikan nota protes, pada Minggu lalu.
"Tanpa memperluas apa artinya, dia mengatakan hal tersebut akan menjadi cerita lain dan mereka akan ditangani dengan cara lain," tulis kantor berita Iran Mehr, dikutip Selasa 18 Agustus 2020.
Seperti dikutip dari AFP, UEA mengatakan, retorika itu tidak dapat diterima serta memiliki implikasi serius bagi keamanan dan stabilitas di kawasan Teluk.
Diketahui, Uni Emirat Arab telah menurunkan status hubungan dengan Iran pada Januari 2016 di tengah persaingan sengit antara sekutu dekat UEA, Arab Saudi dan Republik Islam itu.
Keputusan untuk menormalisasi hubungan dengan negara Israel memicu gelombang kritik di Iran.
Kesepakatan Israel-UEA, yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Kamis lalu itu merupakan kesepakatan ketiga yang dicapai Israel dengan negara Arab. Namun itu bisa meningkatkan prospek kesepakatan serupa dengan negara-negara Teluk yang pro-Barat.
Trump mengatakan para pemimpin dari kedua negara akan menandatangani perjanjian di Gedung Putih dalam tiga pekan.
Di bawah kesepakatan itu, Israel berjanji untuk menghentikan rencana aneksasi wilayah Tepi Barat, sebuah konsesi yang disambut baik oleh Eropa dan beberapa pemerintah Arab pro-Barat sebagai pendorong harapan perdamaian.
Meski demikian Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak akan meninggalkan rencananya untuk mencaplok Lembah Jordan dan permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki.