IPW: Pencopotan Kapolda Metro dan Jabar karena Mereka Tak Tegas
Ketua Presidium Indonesia Polce Watch (IPW) Neta S. Pane menyatakan pemcopotan Kapolda Metro Jaya diduga karena yang bersangkutan membiarkan kerumunan massa yang terkait dengan Rizieq Syihab. Demikian juga dengan pencopotan Kapolda Jawa Barat yang dianggap membiarkan kerumunan massa dalam Rizieq Syihab di Megamendung, Bogor, Jawa Barat.
Dia menilai sejak berkembangnya pandemi Covid-19, ada sikap yang mendua di jajaran Polri, meski Kapolri telah mengeluarkan ketentuan agar jajaran Polri bersikap tegas dalam menindak kegiatan masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan. Berbagai kegiatan masyarakat seperti perkawinan dibubarkan polisi di sejumlah daerah.
Namun, dalam kegiatan yang dihadiri oleh sejumlah tokoh, termasuk acara pernikahan anak Rizieq Syihab, polisi tidak membubarkan. Kondisi tersebut memunculkan opini di masyarakat bahwa polisi hanya beranu membubarkan kerumunan yang digelar masyarakat. Sedangkan kerumunan yang diadakan tokoh atau figur masyarakat polisi tak berani membubarkan.
"Dalam kasus Rizieq, massa dan pendukungnya cukup banyak. Polda Metro Jaya dan Polda Jabar sepertinya tak mau ambil resiko dan membiarkannya. Hal tersebut membuat masyarakat menilai polisi bertindak tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas. Ini ganggu rasa keadilan publik. Seharusnya POlri satu sikap, yakni bersikap tegas pada semua pelanggar protokol kesehatan agar penyebaran Covid-19 bisa segera dikendalikan," kata Neta.