Penggantian Kapolda Jatim Dipertanyakan
Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S. Pane melihat ada tiga gerbong besar yang bergerak dalam mutasi pimpinan Polri kali ini. Antara lain naiknya orang Jokowi menjadi Kapolda Jateng, naiknya orang Idham Azis menjadi Kapolda Kalteng dan Kapolda Jatim serta naiknya orangnya Budi Gunawan menjadi jenderal bintang tiga.
Orangnya Jokowi, Brigjen Pol Ahmad Lutfi menjadi Kapolda Jateng dinilai
cukup fenomenal bagi dinamika Polri. Sebab, yang bersangkutan bukan alumni Akademi Kepolisian.
Kariernya cepat melesat setelah menjadi panitia pengamanan pernikahan putri Jokowi di Solo. Sepertinya Ahmad Lutfi sedang dipersiapkan Jokowi untuk menjadi calon Kapolri ke depan.
Dari mutasi besar kali ini yg paling fenomenal dalam penilaian IPW, adalah naiknya Wakapolda Jateng menjadi Kapolda. Sekaligus menandai untuk pertama kalinya figur nonAkpol tampil menjadi Kapolda Jateng.
Fenomena lain adalah naiknya mantan mantan ajudan presiden SBY Irjen Ricko Amelza menjadi jenderal bintang tiga dan menjabat posisi strategis, yakni Kabaintelkam.
"Biasanya posisi Kabaintelkam selama ini dipegang oleh figur yang dekat dengan kekuasaan karena menyangkut kemampuan analisa keamanan dan cipta kondisi bagi situasi kamtibmas dan kelanggengan kekuasaan," kata Neta S Pane dalam keterangan tertulis Jumat 1 Mei 2020.
IPW belum mendapat info kenapa mantan ajudan Presiden SBY bisa tampil menjadi Kabaintelkam Polri di era Presiden Jokowi.
Fenomena yang tak kalah menarik adalah digesernya Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan ke posisi Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri (Wakalemdikpol). Padahal di masa pilpres 2019, Jatim sangat aman dan kondusif serta memberikan suara kemenangan yang signifikan bagi kemenangan Jokowi dalam perolehan suara.
"Jadi pertanyaan memang, kenapa Kapolda Jatim tergeser ke Wakalemdikpol, sementara ada Kapolda yg "tidak berdarah-darah" di Pilpres 2019 dinaikkan jadi bintang tiga," tanya Pane
Mutasi kali ini juga membawa sejumlah teman-teman satu Angkatan Akpol dengan Idam Azis bergeser ke tempat strategis. Begitu juga beberapa alumni Densus 88 bergeser ke tempat strategis. Di sisi lain ada beberapa orangnya Tito Karnavian tergeser dan ada yang masih bertahan di posisi strategis.
Sementara IPW berharap mutasi ini harus bisa menjadikan Polri benar benar promoter, karena tantangan polri ke depan cukup berat.
Dampak pandemi Covid 19 telah membuat banyak pihak terpuruk ekonominya, ancaman PHK di depan mata, berbagai industri makin terkapar dan kesulitan ekonomi makin parah.
Mutasi dan promosi sejumlah pejabat tinggi (pati) dan Kapolda tertuang dalam Surat Telegram Nomor: ST/1377/V/KEP./2020 dan surat telegram yang lain,
bernomor ST/1378/V/KEP./2020, yang terbit pada Jumat (1/5/2020). Surat itu ditandatangani atas nama Kapolri, oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.
Pucuk Pimpinan Polri beranggapapan mutasi di tubuh Polri adalah hal biasa untuk penyegaran organisasi di kepolisian, dan tidak mengenal kubu kubuan.
Advertisement