Investigasi Jatuhnya Super Tucano Belum Ada Tenggat Waktu
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI R. Agung Sasongkojati mengatakan bahwa proses investigasi terkait kecelakaan pesawat Super Tucano, perlu pendalaman lebih lanjut. Ia juga tak bisa menyebutkan tenggat waktu, kapan penyelidikan jatuhnya pesawat tempur itu bisa tuntas.
Hal itu disampaikan setelah acara serah terima jabatan (sertijab) Panglima Komando Operasi Udara Nasional (Pangkoopsudnas) dan Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI AU (Dankodiklatau) yang digelar di taxiway echo Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat 8 Desember 2023.
Perkembangan penyelidikan menurutnya, nyaris semua bagian dari bangkai pesawat telah diambil dan bisa digunakan untuk penyelidikan lebih lanjut. Namun ia menyebut membutukan pendalaman lebih lanjut terkait penyebab kecelakaan. Terdapat tim bentukan TNI AU yang bertugas melakukan pemeriksaan secara fisik dan melihat instrumen lainnya, seperti flight data recorder.
Terkait proses penyelesaian penyelidikan, Agung tak bisa menyebutkan tenggat waktunya. Menurutnya proses penyelidikan membutuhkan waktu yang lama. “Batas waktu belum, saya belum melihat, karena tergantung penyelidikannya. Bila materi banyak tentu akan memerlukan waktu,” katanya dikutip dari Antara.
Agung juga menyebut belum ada rencana pelibatan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). "Namun, jika nanti perlu bantuannya, tentu kita akan minta bantuan kepada KNKT,” imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU jatuh di lereng Gunung Bromo, kawasan Taman Nasional Gunung Bromo, Tengger, Semeru, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis, 16 November 2023. Pesawat jatuh ketika menjalani sesi profisiensi latihan formasi bersama dua pesawat tempur Super Tucano lainnya.
Insiden jatuh dua pesawat itu, yang masing-masing bernomor registrasi TT-3111 dan TT-3103, menyebabkan empat awak gugur, yakni Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Subhan, Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Widiono Hadiwijaya, Kolonel Penerbang (Anumerta) Sandhra Gunawan, dan Letkol Pnb (Anumerta) Yuda A Seta.
Advertisement