Investigasi Dugaan Perpeloncoan di Unej Diperpanjang
Pihak Universitas Jember (Unej) akhirnya memperpanjang investigasi dugaan perpeloncoan dalam kegiatan P2MB di Fakultas Teknik Universitas Jember. Perpanjangan tersebut dilakukan karena ada hal-hal yang masih perlu ditelusuri lebih jauh.
Wakil Koordinator Bidang Humas Universitas Jember Rokhmad Hidayanto mengatakan, sesuai rencana awal, tim investigasi yang terdiri 7 orang diberi waktu 7 hari untuk menginvestigasi dugaan perpeloncoan mahasiswa baru di Fakultas Teknik. Sejak awal dibentuk, semestinya tim sudah menyampaikan hasil investigasi yang dilakukan pada tanggal 28 September 2022.
Namun, dalam perkembangannya, ternyata tujuh hari yang diberikan belum cukup untuk menginvestigasi secara keseluruhan. Karena itu, tim investigasi kemudian menghadap ke Wakil Rektor I, mengajukan perpanjangan.
“Dilaporkan ke Rektor I bahwa tim masih perlu melakukan pendalaman lebih jauh, agar hasilnya gamblang dan jelas,” kata Rokhmad saat dikonfirmasi, Kamis, 29 September 2022.
Sementara, pihak Universitas Jember berharap proses investigasi dugaan perpeloncoan terhadap mahasiswa baru Fakultas Teknik segera selesai dan hasilnya segera diketahui. Sesuai target awal, tim diharapkan dalam satu minggu sudah mendapatkan hasil.
Berdasarkan informasi awal, Rokhmat menilai secara keseluruhan sudah banyak informasi yang dihimpun oleh tim investigasi. Namun, demikian Rokhmad enggan membeberkan temuan tim investigasi, karena menjadi kewenangan Wakil Rektor I untuk menyampaikan ke publik.
Secara keseluruhan progresnya sudah banyak. Pendalaman hanya tinggal sedikit. Namun itu menjadi kewenangan tim nanti untuk melaporkan ke Wakil Rektor I,” lanjut Rokhmad.
Rokhmad juga menepis tuduhan yang beredar bahwa Unej tidak serius menangani dugaan perpeloncoan mahasiswa baru Fakultas Teknik. Sebab, tim yang diterjunkan langsung dari Biro Akademik dan Kemahasiswaan.
“Kalau kami yang kami rasakan, tim sudah bekerja dengan serius. Sekelas biro akademik dan kemahasiswaan yang turun sendiri,” pungkas Rokhmad.
Sebelumnya, sebanyak 21 mahasiswa bar Fakultas Teknik Universitas Jember dikabarkan sakit. Mereka sakit karena stres setelah menjadi korban perpeloncoan mahasiswa senior saat mengikuti Pengenalan Dan Pembekalan Mahasiswa Baru (P2MB).
Selama mengikuti P2MB, mahasiswa baru diberikan tugas yang memberatkan. Salah satunya diminta menemui kakak angkatan untuk mendapatkan tanda tangan.
Saat melakukan tugas dari panitia itulah, mahasiswa yang dibagi menjadi beberapa kelompok mendapat tugas tambahan. Jika tidak berhasil menyelesaikan tugas tersebut, maka diancam tidak mendapatkan tanda tangan dan sertifikat P2MB.
Tidak cukup sampai di situ, mahasiswa juga dilarang berboncengan dengan sesama jenis. Diminta berboncengan dengan yang berlawanan jenis.
Mahasiswa baru juga kerap diminta berangkat pagi dan pulang hingga larut malam. Ditambah beredar kabar bahwa kegiatan P2MB tersebut digelar di luar kampus, seperti di Jl. Kalimantan dan kafe.
Pasca kejadian itu, dugaan perpeloncoan ramai diberitakan beberapa media. Namun, dari pihak panitia, yakni pengurus BEM Fakultas Teknik Unej menuduh pemberitaan soal dugaan perpeloncoan hiperbola dan mengarah ke informasi hoaks.
Tidak cukup sampai di situ, salah satu mahasiswa yang mengaku perwakilan mahasiswa Fakultas Teknik juga mengintimidasi wartawan.
Atas kejadian itu, Rektor Universitas Jember menggelar rapat, membentuk tim investigasi. Tim tersebut diberi waktu melakukan investigasi selama tujuh hari.
Selain dugaan perpeloncoan, tim investigasi tersebut juga memasukkan dugaan intimidasi terhadap wartawan dalam poin yang harus diinvestigasi.