Investasi Geser ke Luar Jawa, Presiden Indonesia Mulai Bangkit
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan perbaikan struktur perekonomian Indonesia, salah satunya sasaran investasi sudah mulai bergeser ke luar Pulau Jawa. Hal itu, menurut Presiden Jokowi, dalam sebuah paparan proyeksi ekonomi di Jakarta, Kamis, menjadi salah satu modal bagi Indonesia untuk membangkitkan perekonomian dari tekanan pandemi COVID-19.
Presiden Jokowi merujuk data penanaman modal baik dari asing dan domestik di luar Jawa mencapai 50,5 persen dari total realisasi investasi, sedangkan di Pulau Jawa mencapai 49,5 persen.
“Penanaman modal diinvestasikan di luar Jawa 50,5 persen dan di Jawa 49,5 persen. Investasi sudah sedikit bergeser ke luar Jawa artinya kita punya modalitas yang kuat untuk bangkit dan tumbuh,” ujar Presiden Jokowi dalam CNBC Indonesia Economy Outlook 2021.
Data-data tersebut berdasarkan realisasi investasi yang dicatat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) selama Januari-Desember 2020. Realisasi penanaman modal sepanjang periode itu mencapai Rp 826,3 triliun atau melebihi target yang dicanangkan pemerintah.
Presiden Jokowi menganggap hal tersebut sebagai salah satu indikator ekonomi domestik sedang beranjak pulih dan bertransformasi.
Sejalan dengan investasi itu, ekspor Indonesia juga lebih tinggi dari pengeluaran impor sehingga neraca perdagangan Indonesia pada 2020 mencetak surplus hingga 21,74 miliar dolar AS, bertolak belakang dibanding defisit 3,59 miliar dolar AS di 2019.
Kepala Negara mengatakan saat ini Indonesia juga memperkuat ancang-ancang untuk percepatan pemulihan dengan menerbitkan peraturan turunan untuk melaksanakan Undang-Undang Cipta Kerja.
“Peraturan Pemerintah dan Perpres (dari UU Cipta Kerja) sudah selesai semua disiapkan yang memberikan kemudahan bagi pengembangan, bagi pembukaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi,” ujar Presiden Jokowi.
Meskipun demikian, Presiden Jokowi tetap mengingatkan agar masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Pemerintah juga akan melaksanakan secara optimal kebijakan 3T yakni Test (pengujian), Tracing (pelacakan) dan Treatment (perawatan).
Kedua prinsip kebijakan itu harus dioptimalkan guna menekan tingkat penularan COVID-19 agar pandemi segera berlalu. Di saat yang sama, pemerintah juga sedang menggelar besar-besaran vaksinasi COVID-19 bagi masyarakat untuk mencapai kekebalan komunitas (herd immunity).
“Kita harus buktikan bahwa Indonesia bisa, bisa lebih baik dari yang diperkirakan. Syaratnya sederhana, energi bangsa harus bersatu, harus fokus untuk menangani krisis kesehatan dan mendongkrak pertumbuhan yang berkualitas,” ujar Presiden Jokowi
Advertisement