Investasi Asing Merosot, Indonesia Pertanyakan Manfaat ASEAN
Pemerintah Indonesia mempertanyakan manfaat keanggotaan dari komunitas ekonomi ASEAN. Sebab, data menunjukkan angka invetasi asing secara langsung, turun selama dua kuartal terakhir.
Indonesia yang menjadi negara terluas di Asia Tenggara menarik Rp97,6 triliun investasi asing langsung selama April hingga Juni. Ini selain investasi dalam sektor migas dan perbankan. Data milik Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut investasi itu disebut menurun sebesar 6,9 persen dibanding kuartal pertama tahun lalu.
Investasi kembali turun 9,2 persen pada kuartal kedua setelah para investor menunda keputusan mereka akibat pandemi. Singapura, Hong Kong, China dan Jepang menjadi investor terbesar di Indonesia. Di kuartal kedua, sejumlah industri yang menerima investasi asing terbanyak antara lain energi, gas dan air, tembaga, transportasi, pergudangan dan telekomunikasi.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mencatat jika investor dari Singapura masih bertahan, meski negara telah mengalami penurunan GDP sebesar 41 persen di kuartal kedua tahun ini. "Kami harus mulai berfikir, apakah komunitas ekonomi ASEAN menguntungkan Indonesia,' katanya, sambil menambahkan jika pertanyaan itu sangat rasional mengikuti keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Komunitas Ekonomi ASEAN didirikan pada 2015 dengan tujuan mengintegrasikan perekonomian dari 10 negara anggotanya. Kelompok ini memiliki sejumlah perjanjian perdagangan sebagai blok ekonomi dan mengejar integrasi berikutnya dalam sektor ekonomi yang lebih luas, sekaligus dalam hal sosial budaya, dan keamanan.
Terkait pandemi, Bahlil mengatakan jika ia optimis investasi asing akan membaik di pertengahan tahun 2020 dan berdoa agar pandemi tidak semakin parah. Kasus Covid-19 di Indonesia per Selasa tercatat sebanyak 89.869 dengan 4.320 pasien meninggal. (Rtr)
Advertisement