Intoleransi di Indonesia Disurvei, Tiga Humor yang Mengejutkan!
Mencoba menertawakan kondisi masyarakat dengan lelucon merupakan cara sehat dan berbudaya. Humor dan lelucon merupakan outlet kekesalan sosial.
Sebagaimana terbukti dari tiga humor ini, saling berkait dan saling menggigit lucunya.
1.Survei Intoleransi di Indonesia
Seorang perempuan mendekati seorang lelaki di jalan dan berkata, "Permisi Pak, saya melakukan survei kecil, tentang "Kehidupan masyarakat dan intoleransi". Bolehkah saya mengajukan beberapa pertanyaan?"
Lelaki itu berkata. "Ya, tentu saja."
Perempuan: "Asumsikan bahwa Anda bepergian dengan bus dan seorang perempuan naik bus dan dia tidak punya kursi yang tersedia, apakah Anda akan memberikan kursi Anda untuknya..?"
Lelaki: "Tidak..!!"
Perempuan: "Bagaimana jika wanita yang naik bus itu hamil, apakah Anda akan menyerahkan kursi Anda..?
Lelaki: "Tidaakk...!!"
Perempuan: "Bagaimana jika wanita yang naik bus adalah perempuan tua, apakah Anda akan memberikan kursi Anda...?"
Lelaki: "Tidaakkk..!!"
Perempuan: "Kamu adalah lelaki yang egois, kamu tidak memiliki sopan santun. Kamu pikir kamu siapa..?"
Lelaki: “Bu, saya ini supir bus...!!"
Ha ha...Ha...???
2.Cara Mengatasi Pengangguran
Seorang guru bertanya kepada siswa: "Dapatkah kalian memikirkan solusi untuk mengakhiri pengangguran?"
Amrin Pembolos: "Ya, Pak! Saya akan menaruh semua pria di satu pulau dan perempuan di pulau yang lain."
Guru: "Dan apa yang akan mereka lakukan kemudian?"
Amrin: "Mereka pasti akan segera membuat perahu!"
3.Membuka Klinik Pengobatan Alternatif
Seorang teman Amrin Pembolos, sebut saja Rudi Geyol, adalah seorang pengangguran. Karena susah sekali mencari pekerjaan, dia akhirnya mencoba membuka sebuah klinik pengobatan alternatif. Agar banyak yang mau berobat ke klinik nya, dia buat sebuah iklan untuk menarik perhatian.
"Jika anda sembuh, maka bayar 100 ribu, kalau tidak sembuh kami yang akan membayar anda 1 juta!"
Seorang dokter membaca iklan itu menjadi penasaran dan ingin mencoba klinik alternatif yang dibuka Supriyadi ini.
Rudi Geyol: "Sakit apa, pak?"
Dokter: "Mulut saya terasa hambar, kalau makan tidak terasa apa-apa.."
Rudi Geyol: "Oh. Kalau itu cukup diberi obat nomer 69 sebanyak 3 tetes di dalam mulut.."
Setelah minum..
Dokter: "Wah! Tahi ayam cair ini, bukan obat!"
Rudi Geyol: "Nah, bapak sudah sembuh karena bisa merasakan lagi. Silahkan bayar 100 ribu..."
Dokter ini menjadi jengkel karena merasa dikerjai, karena itu selang seminggu kemudian dia datang lagi.
Rudi Geyol: "Anda sakit apa lagi..?"
Dokter: "Saya hilang ingatan.."
Rudi Geyol: "Kalau begitu, saya akan memberikan obat nomer 69 dan gunakan sebanyak 3 tetes dalam mulut".
Dokter: "Wah! Tidak mau! Itu kan kotoran ayam cair yang kemarin kan?"
Rudi Geyol: "Wah, bapak sudah bisa mengingat lagi. Berarti bapak sudah sembuh. Silakan bayar 100 ribu,,"
Dokter itu makin jengkel. Seminggu kemudian dia datang lagi untuk balas dendam. Kali ini dia pura-pura sakit parah agar Rudi Geyol tidak mampu menyembuhkan.
Rudi Geyol: "Loh.. Anda sakit apa lagi, pak?"
Dokter: "Mata saya rabun tidak bisa melihat apa-apa dengan jelas..."
Rudi Geyol: "Waduh, saya mohon maaf, pak, kalau sakit yang seperti itu saya tidak bisa menyembuhkan. Ini silahkan ambil 1 juta..."
(sambil menyerahkan selembar uang seribu rupiah)
Dokter: "Anda bagaimana! Ini kan cuma seribu rupiah!"
Rudi Geyol: "Berarti, bapak sudah bisa melihat dengan jelas, kan? Selamat, anda sudah sembuh. Silakan bayar 100 ribu."