Ada Intervensi dalam Pilpres AS, Ratcliffe Sebut Iran dan Rusia
Direktur Intelijen Nasional AS John Ratcliffe mengatakan, Rusia dan Iran sama-sama berusaha mengganggu pemilihan presiden 2020.
Ratcliffe membuat pengumuman tersebut pada konferensi pers bersama Direktur FBI Chris Wray pada hari Rabu 21 Oktober 2020. Agenda jumpa pers ini, diatur tergesa-gesa.
Pengumuman dua minggu sebelum pemilu menunjukkan tingkat kewaspadaan di antara para pejabat tinggi AS bahwa aktor asing berusaha merusak kepercayaan orang Amerika dalam integritas pemungutan suara dan menyebarkan informasi yang salah dalam upaya untuk memengaruhi hasilnya.
"Kami telah mengonfirmasi bahwa beberapa informasi pendaftaran pemilih telah diperoleh oleh Iran, dan secara terpisah, oleh Rusia," kata Ratcliffe dalam konferensi pers, seperti dilansir dari Reuters, Kamis 22 Oktober 2020.
Sebagian besar pendaftaran pemilih itu bersifat publik. Namun Ratcliffe mengatakan bahwa pejabat pemerintah "telah melihat Iran mengirim email palsu yang dirancang untuk mengintimidasi para pemilih, menghasut kerusuhan sosial, dan menghancurkan presiden Trump."
Ratcliffe mengacu pada email yang dikirim Rabu dan dirancang agar terlihat seperti berasal dari grup Pro-Trump Proud Boys, menurut sumber pemerintah.
Badan intelijen AS sebelumnya memperingatkan bahwa Iran mungkin ikut campur untuk merugikan Trump dan bahwa Rusia berusaha membantunya dalam pemilihan.
Pakar luar mengatakan bahwa jika Ratcliffe benar, Iran akan berusaha membuat Trump terlihat buruk dengan meminta perhatian pada dukungan dan ancaman oleh kelompok yang terkadang melakukan kekerasan.
Email tersebut sedang diselidiki, dan satu sumber intelijen mengatakan masih belum jelas siapa di belakangnya.
Sumber pemerintah lain mengatakan bahwa pejabat AS sedang menyelidiki apakah orang-orang di Iran telah meretas jaringan atau situs web Proud Boys untuk mendistribusikan materi yang mengancam. Sumber ini mengatakan pejabat AS mencurigai pemerintah Iran terlibat tetapi bukti-bukti tetap belum meyakinkan.