Adrenalin Besar Pacuan Kuda Tradisional Kefamenanu
Berwisata sambil memacu adrenalin? Maka Kota Kefamenanu, Nusa tenggara Timur (NTT) adalah jawabnya.
Kota ini menawarkan sensasi wisata tidak biasa berupa Lomba Pacuan Kuda Tradisional.
Lomba Pacuan Kuda Tradisional saat ini sedang bergulir. Event ini dirilis mulai 18-21 Oktober 2018. Venuenyq ada di Arena Pacuan Kuda Km 9, Kefamenanu, NTT.
Diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Timor tengah Utara, event ini didukung oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI. Merespon experience yang ditawarkan, anemo tinggi diperlihatkan publik.
Menawarkan sensasi besar, Lomba Pacuan Kuda Tradisional Kefamenanu mampu menarik peserta mancanegara. Mereka berasal dari Timor Leste.
Mereka mengirimkan 5 kuda plus joki terbaiknya. Duta Timor Leste berasal dari dua distrik, yaitu Oecussi Ambeno dan Cova. Delegasi Timor Leste ini akan bersaing dengan 113 peserta lainnya.
Untuk peserta domestik didominasi dari wilayah NTT. Selain wilayah Kefamenanu, pesertq juga datang dari Kupang, Malaka, Belu, dqn Rote. Asisten Administrasi Setda TTU Raymundus mengatakan, kegiatan pacuan kuda cross border yang merupakan even lanjutan. Agenda ini digelar berkesinambungan dari kegiatan pacuan kuda memperebutkan piala Bupati TTU.
"Event lomba pacuan kuda ini mematenkan NTT sebagai destinasi wisata unggulan. Berqda di kefamenanu, kami berharap event ini memberikan multiplier effect besar. Mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif di sekitar obyek wisata," ungkapnya, kemarin.
Raymundus menambahkan, dengan datangnya banyak wisatawan termasuk para peserta dan penonton akan meningkatkan peredaran uang di wilayah ini.
"Wisman Timor Leste datang mendukung timnya, ini muaranya adalah peningkatan pendapatan perkapita masyarakat," katanya.
Raymundus juga berharap, even ini bisa menjadi stimulan bagi masyarakat TTU. "Dulunya Kuda dijadikan sebagai alat transportasi, kini sudah jarang terlihat kuda di padang. Even ini menjadi stimulan bagi masyarakat TTU untuk beternak kuda," lanjutnya
Sementara itu, Kabid Pemasaran Area II Regional III di Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Hendry Noviardi mengatakan, Kemenpar berkeinginan menjadikan pacuan kuda menjadi sebuah obyek atau pariwisata untuk semua orang bisa menyaksikan.
“Potensi ini ada di NTT, oleh karena itu mari kita terus benahi even ini, termasuk kostum joki. Ke depan kita usahakan supaya event berikutnya kuda standar mulai klas A ke atas itu sudah menggunakan atribut Fordasi yang benar sehingga orang yang menyaksikan juga ada kepuasan”, ujarnya.
Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Ricky Fauzi mengamini pernyataan Hendri Noviardi.
"Lomba Pacuan Kuda Cross Border 2018 ini dijadikan agenda tahunan. Kami akan terus dukung penuh. Festival ini akan jadi agenda tahunan Kementerian Pariwisata, tentunya bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Provinsi NTT dan Dinas Pariwisata Kefamenanu. Even ini menjadi nilai plus untuk meningkatkan jumlah wisatawan ke Kefamenanu dan NTT,” ujarnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sendiri menegaskan bahwa pihaknya ingin terus menghidupkan cross border atau dekat dengan negara tetangga. Arief Yahya mengingatkan kepada seluruh stakeholder dan pelaku pariwisata di kefamenanu untuk ikut mempromosikan even ini dengan cara digital.
"Mainkan di Sosmed dengan membuat hastag, seperti Pacuan Kuda Crossborder NTT. Kami juga akan promosikan di sosial media. Dengan jejak digital ini, keaslian even lomba pacuan kuda di daerah yang dicanangkan sebagai 'New Tourism Territory' ini akan semakin terekspos," katanya.
Lomba Pacuan Kuda Crossborder di Arena Pacuan Kuda Km 9 Kefamenanu ini akan berlangsung selama 4 hari. Di hari pertama dan kedua akan digelar babak penyisihan di masing masing kelas yang dipertandingkan.
Ada 2 kategori yang dipertandingkan, kelas nasional dan kelas lokal/sandel. Kategori kelas nasional mempertandingkan 7 kelas yaitu Kelas A Super (Kuda dengan tinggi diatas 152 cm keatas), Kelas A3 (147,0 - 151,9 cm), Kelas A2 (142,0-149,9 cm) Kelas A (137,0-141,9), Kelas B (132,0-136,9 cm), Kelas C (127,0-131,9 cm) dan Kelas D (122,0-126,9 cm)
Sedangkan Kategori Kelas Lokal/sandel mempertandingkn 3 kelas yaitu Kelas Lokal A (119,0-121,9cm), Kelas Lokal B (117,0-118,9 cm) dan Kelas Lokal C (116,9 cm kebawah)
Babak Semifinal dan Final akan dilangsungkan pada tanggal 20-21 Oktober 2018, dimana juaranya selain memdapatkan hadiah uang tunai juga berhak memboyong Piala Bupati TTU. (*)