TNI Akan Membuka 60 Jabatan Baru Untuk Bintang Satu.
Presiden Joko Widodo mengatakan akan ada 6 jabatan baru di institusi TNI yang akan diisi para perwira tinggi. Sejumlah jabatan baru itu merupakan bagian dari restrukturisasi di tubuh TNI.
"Jabatan baru itu nanti bisa diisi dari kolonel untuk naik ke jabatan bintang," kata Presesiden di depan peserta Rapim TNI/Polri di Istana Negara Jakarta, Selasa 29 Januari 2019.
Selain itu, Kepala Negara juga akan melakukan revisi terhadap aturan usia pensiun para prajurit TNI setingkat Tamtama dan Bintara yaitu menjadi 58 tahun. Sebelumnya, para prajurit TNI harus pensiun di usia 53 tahun. Ketentuan mengenai hal itu telah diatur sebelumnya dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
"Saya perintahkan juga kepada Kementerian Hukum dan HAM dan Panglima TNI untuk merevisi pensiun Tamtama dan Bintara yang sebelumnya 53 menjadi 58 (tahun). Tapi ini merevisi Undang-Undang," kata Presiden.
"Kalau umur 53 tahun ini masih segar-segarnya, masih produktif-produktifnya, kok sudah dipensiun. Polri kan sudah 58 tahun," ujarnya.
Sementara Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, menjelaskan, perpanjangan umur pensiun bagi para bintara dan tantama, mempunyai arti penting dalam meningkatkan kemampuan.
Usia 53 tahun merupakan puncak kematangan prajurit TNI. "Setelah dikaji dari berbagai aspek, prajurit TNI idealnya pensiun pada usia 58 tahun, tidak pada usia 53 tahun," kata Panglima TNI.
Dalam Rapim TNI/Polri kali ini, Presiden Joko Widodo kembali menegaskan bahwa politik yang dijalankan TNI dan Polri ialah politik negara. Maka itu TNI dan Polri harus menjaga netralitas sekaligus memberikan rasa aman dan mewujudkan situasi yang kondusif menjelang Pilpres 2019.
"Politik TNI dan Polri adalah politik negara sehingga netralitas itu perlu dijaga dan yang paling penting adalah lancarnya Pemilu, kondusivitas situasi, dan kondisi yang damai. Itu akan terjadi apabila TNI dan Polri ini solid, bersinergi bersama-sama menjaga ketertiban," kata Jokowi.
Rapat Pimpinan (Rapim) TNI dan Polri tahun 2019 yang diikuti oleh 198 perwira tinggi TNI dan 170 perwira tinggi Polri. Berbeda dengan sebelumnya, Rapim kali ini dilangsungkan di Istana Negara, Jakarta.
Selain itu, Rapim juga mengundang sejumlah mantan Panglima TNI dan mantan Kapolri. Di antaraya, Try Sutrisno, Wiranto, Endriartono Sutarto, Djoko Suyanto, Moeldoko, dan Gatot Nurmantyo sebagai mantan Panglima TNI.
Ada juga sejumlah mantan Kapolri yang hadir, yakni Roesmanhadi, Roesdihardjo, Bimantoro, Da'i Bachtiar, Sutanto, Bambang Hendarso Danuri, Timur Pradopo, dan Badrodin Haiti.
Selepas rapim, Kepala Negara bersama seluruh peserta rapim dan mantan Panglima TNI, serta mantan Kapolri berfoto bersama di tangga Istana Merdeka, Jakarta.
Sesudah itu Presiden didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung bersama para mantan Panglima TNI dan mantan Kapolri mengadakan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta. Selama kurang lebih 30 menit Presiden berbincang santai sambil sesekali diselingi suara tawa dan canda. (asm).
Advertisement