Instagramable, Menantang, Ndak Mboseni, ke Kalibiru Yogyes Wae...
Yogyes wae yuk... Yogyes memang tak ada matinya lho. Kali ini destinasi berada di wilayah Kulonprogo. Wilayah paling barat Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta.
Nah, Anda hobi narsis? Baiknya langkahkan kaki ke Kalibiru. Destinasinya sangat Instagramable. Sangat fotogenik.
Yang ingin ke sana, silakan langkahkan kaki ke perbukitan Menoreh di
Kabupaten Kulonprogo
Dari puncaknya, Anda dapat melihat pemandangan perbukitan di Bukit
Menoreh. Anda sekaligus dapat melihat Waduk Sermo dari atas bukit.
Jika cuaca cerah, nampak di kejauhan putihnya ombak pantai selatan.
Suhu udaranya dijamin sangat sejuk.
Dari puncaknya, jika melihat ke arah timur terlihat hamparan dataran
luas hingga nan jauh ke timur. Jika menginap, pengunjung juga bisa
melihat sunrise dari puncaknya.
Untuk wisatawan yang ingin seru-seruan mengasah adrenalin, ada sarana
outbond yang bisa digunakan. Bila lupa waktu, ada juga fasilitas menginap seperti pendopo, homestay, dan juga camping ground.
Fasilitas homestay totalnya berjumlah 6. Daya tampung keseluruhannya 10-15 orang. Harganya? Dijamin murah. Dengan bujet Rp 120.000 per malam, Anda sudah bisa menikmati homestay dengan panorama keren.
"Area parkirnya juga luas. Pengunjung juga tidak perlu cemas kehabisan perbekalan makanan, karena banyak kios makanan," tutur Sudadi, pengelola.
Jika ingin berburu foto di Kalibiru, Anda cukup membayar Rp 10.000.
Ada beberapa gardu pandang berbentuk rumah pohon untuk berselfie ria.
Atau sekadar menikmati pemandangan matahari terbenam dan berburu foto
sunset yang keren.
"Banyak anak muda yang ingin mengabadikan momen di sini. Mereka doyan sekali foto-fotoan dan langsung diunggah di medsosnya masing-masing,"
ungkap Sudadi.
Wisata kulinernya juga sangat oke. Ada banyak penjual makanan enak
yang mudah ditemui. Mulai dari makanan ringan maupun makanan berat.
"Di dekat gerbang masuk utama Kalibiru juga ada warung yang serupa
dengan cafe. Ada juga warung lesehan dengan harga yang terjangkau.
Menu makanannya pun sangat beragam," paparnya.
Yang gemar memacu adrenaline, ada fasilitas outbond yang menegangkan.
Kalibiru juga memiliki flying fox yang bisa dicoba oleh semua kalangan. Tarifnya juga murah. Harga yang dipatok Rp 5.000 untuk
anak-anak dan Rp 10.000 untuk dewasa.
"Namun flying fox ini hanya bisa digunakan pada hari Minggu saja mulai
jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Jika ingin mencoba flying fox, datang
saja pada hari Minggu," kata Sudadi.
Selain flying fox ada juga sarana outbond berupa jembatan monyet.
Jembatan monyet ini adalah sebuah jembatan gantung yang terhubung dari
pohon yang satu ke pohon yang lain. Jembatan monyet ini juga menjadi
spot foto paling favorit.
Bahan yang digunakan adalah papan-papan kayu dengan tali-temali. Dari
atas jembatan, pemandangan Waduk Sermo juga bisa terlihat dengan
sangat keren. Untuk yang takut ketinggian, tidak usah cemas karena sudah ada penjaga yang bisa memasangkan tali pengaman.
Penggemar trekking atau jelajah alam juga iktu dimanjakan. Ada beberapa rute dan medan perjalanan yang bisa ditempuh. Wisatawan bebas memilih pada trek mana mereka akan berjalan.
"Ada trek yang berjarak hanya 1,5 km, 3 km, 5 km, hingga 7 km. Untuk bisa melihat pemandangan Waduk Sermo dari jarak dekat harus ambil trek 7 km," jelasnya.
Sudadi menambahkan, Kalibiru bukan hanya favorit turis lokal, Kalibiru juga menjadi incaran wisman. Setiap hari, banyak sekali turis asing yang datang untuk mencoba outbond, trekking atau hanya sekadar foto saja.
"Setiap hari pengunjungnya 40 persen dari luar negeri. Biasanya mereka datang rombongan. Ada yang cuma foto-foto, ada yang mencoba semua fasilitas," tambahnya.
Menpar Arief Yahya langsung melayangkan emoji tiga jempol ataskreativitas yang diperlihatkan Kalibiru. “Wisatanya menawarkan semua kebutuhan digital. Dan pengunjung bisa mendapatkan foto atau selfie yang jika dilihat di media sosial, lebih indah dari aslinya," katanya.
Pola wisata tersebut, lanjut dia, sangat pas dengan gaya kekinian. Dan hal ini sudah mengakomodir kebutuhan pengakuankaum milenial, semakin diakui, maka semakin puas.
"Ini memenuhi kebutuhan akan pengakuan atau 'esteem'. Kids Zaman Now 70 persen eksis di dunia maya, dunia digital. Media pun sebagai saluran menuju ke sana,” ucapnya. (*)