Inspirasi Dakwah, Dari Pemain Sepakbola Jadi Ulama
Sebelum Syeikh, Ali Jabir muda adalah pesepakbola andal yang tergabung dalam klub lokal/amatir FC. Asy-Syabab Ampenan Lombok. Ia mengenakan nomor punggung 8 yang sangat identik dengan posisi sebagai gelandang serang yang biasa dipakai oleh para bintang semacam Andreas Iniesta, Frank Lampard, Frank Rijkard, Zinedine Zidane, dll.
Sebagai gelandang serang, Ali Jabir sangat diandalkan oleh rekan-rekannya se-timnya untuk membantu striker mencetak gol. Gocekan serta posturnya mengingatkan publik kepada mantan Bintang legendaris Timnas Prancis, mantan pemain Juventus dan Real Madrid sekaligus pelatihnya saat ini yaitu Zinedine Zidane. Sehingga para penonton dan suporternya menjuluki Ali Jabir muda sebagai Zidan nya Lombok.
Siapa sangka dalam perjalanan selanjutnya Sang Jagoan lapangan hijau itu menjadi Ulama' dan Pendakwah yang sangat kharismatik.
Seperti itu pula lakon hidup yang dialami oleh beberapa mantan atlet dan selebriti macam George Weah mantan Bintang klub AC Milan dan Timnas Liberia yang sekarang menjadi Presiden di negerinya, juga Yusuf Islam mantan musisi yang menjadi Da'i di negaranya Inggris.
Demikian catatan Ibnu Sanusi, tentang Syekh Ali Jaber yang meninggal dunia di RS Yarsi Cempaka Putih, Jakarta, Kamis 14 Januari 2021. Ia meninggalkan istri yang tengah hamil. "Iya bener (istri sedang hamil)," ujar Ustaz Yusuf Mansur.
Syeikh Ali bin Sholeh bin Muhammad Al-Jaber (lebih dikenal Syeikh Ali Jaber), lahir di Madinah, Arab Saudi, 44 tahun silam. Dia hijrah ke Indonesia, menjadi warga negara Indonesia (WNI), menikah dengan gadis sini, tinggal di Jakarta. Dia hafiz Al-Quran sejak muda.
Ust Ma'ruf Khozin, Direktur Aswaja NU Center Jawa Timur menyampaikan pesan Islam dari hadis tentang orang Madinah yang wafat dan dimakamkan di luar kota kelahirannya, akan mendapatkan keutamaan seperti ini
Ada warga Madinah wafat di Madinah, di kota ia dilahirkan. Nabi shalallahu alaihi wasallam melakukan shalat jenazah untuknya. Nabi bersabda: "Andaikan ia meninggal di luar kota kelahirannya".
Sahabat bertanya: "Kenapa, Nabi?" Nabi bersabda: "Jika seseorang meninggal di luar kota kelahirannya maka diukur dari rumah lahirnya sampai kota tempat ia meninggal (diberikan tanah seluas itu) di dalam surga" (HR Ahmad, An-Nasa'i dan lainnya dari Abdullah bin Amr)
Dalam catatan Ilham Khoiri, setelah kasus penusukan Syeikh Ali Jaber saat ceramah di Lampung, tampak Syeikh Jaber memang punya kelapangan hati. Dia tidak gusar dan marah, bahkan memaafkan pelaku kekerasan itu.
Saat diajak ngobrol di channel Deddy Corbuzier, jawaban-jawabannnya menunjukkan kematangan spiritual, tasawuf, yang mengharukan.
Keputusan hijrah dari Madinah ke Indonesia, lalu jadi WNI dan menetap di sini juga menarik. Meski lahir dan tumbuh di Madinah, Syekh Ali Jaber sangat memahami negeri ini, beserta segala kemajemukan masyarakatnya. Ceramah-ceramahnya tebarkan spirit toleransi, hargai berbagai kelompok berbeda, termasuk kelompok dalam Islam yang beda pandangan.
Entah bagaimana, kadang Syekh Ali Jaber terasa lebih mengerti kemajemukan Nusantara ketimbang sejumlah pendakwah asli Indonesia yg suka merasa paling benar sendiri.
Advertisement