Insiden Pembuangan Limbah di Romokalisari, Gus Ipul : Jatim Darurat B3
Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) minta kasus pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) ke sungai di kawasan Rusunawa Romokalisari, Surabaya bisa diusut tuntas.
Pengusutan harus dilakukan karena keberadaan limbah B3 yang dibuang sembarangan tersebut selain mencemari lingkungan, juga berdampak langsung bagi kesehatan warga. Bahkan beberapa warga saat ini harus dirawat di rumah sakit akibat ulah tak bertanggung jawab tersebut.
"Harus dicari, siapa pemilik limbah tersebut dan pabriknya dimana harus diusut tuntas. Mengapa kok membuang sembarangan di sungai," kata Gus Ipul, Jumat (14/7/2017).
Pengusutan secara tuntas sangat penting karena saat ini Jatim, dalam kondisi darurat limbah B3 dan butuh penyikapan sangat serius oleh semua pihak.
"Tertangkapnya pembuangan limbah cair sembarangan ini makin menegaskan bahwa limbah B3 ini ancaman serius yang harus dihadapi dengan tegaa," kata dia.
Apalagi, faktanya sampai saat ini belum semua industri di Jatim yang punya limbah mau melaporkan limbah yang diproduksinya ke Pemprov Jatim, melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH).
"Hanya sebagian kecil saja yang lapor secara reguler," ujarnya. Gus Ipul lantas membeberkan data. Saat ini, volume limbah industri B3 di Jatim yang diolah baru sekitar 170 juta ton.
Dari jumlah itu, 130 juta ton berasal dari kompleks PLTU Paiton di Probolinggo yang diolah sendiri karena mereka punya tempat pengolahan limbah resmi dan berizin.
Sementara 40 juta ton sisanya berasal dari berbagai industri di sejumlah daerah. Seperti Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan daerah lain.
"Tapi masalahnya, 170 juta ton limbah yang resmi diolah tersebut hanya sekitar 39 persennya saja dari total limbah B3 yang dihasilkan di Jatim," kata dia.
Padahal, dengan jumlah industri di Jatim yang mencapai 800 ribu, baik skala kecil, menengah maupun besar. Potensi limbah yang dihasilkan diperkirakan di atas 300 juta ton.
Tapi hanya 180 perusahaan atau industri yang mendaftarkan pengolahan limbahnya ke BLH Jatim. Baik diolah sendiri, maupun diserahkan ke pabrik pengolah limbah B3 di Cileungsi Jawa Barat dan Kabupaten Mojokerto. "Nah, yang 60 persennya itulah yang belum tahu," imbuh Gus Ipul.
Karenanya, Gus Ipul minta tim dari BLH yang turun segera memastikan kandungan limbah cair yang dibuang di sungai kawasan Rusunawa Romokalisari. Termasuk memastikan asal limbah yang disebut berupa oli bekas itu dari pabrik mana. Apalagi, ada yang menyebut bahwa limbah tersebut berasal dari luar negeri.
"Itu penting dan sangat sensitif. Wong ngurusi limbah sendiri saja kita masih belum mampu. Apalagi limbah yang katanya dari luar negeri itu harus dicek kebenarannya. Karena data dari BLH, sampai hari ini belum ada impor oli bekas masuk ke Jatim," kata dia.
Sementara untuk warga Rusunawa Romokalisari yang menjadi korban limbah cair B3, Gus Ipul minta diberi penanganan cepat dan perhatian sangat serius. "Biaya pengobatannya juga harus dibebaskan," ujarnya.
Sekadar diketahui, sebuah truk kontainer membuang cairan limbah cair ke sungai kawasan Rusunawa Romokalisari pada Kamis (13/7/2017) malam. Akibatnya, 200 orang warga sekitar harus dievakuasi akibat keracunan menghirup aroma limbah berbahaya tersebut.(wah)