Ikut Hidupi Keluarga, Istri Polisi dengan Lima Anak di Kediri Jualan Tahu Bakso
Ingin membantu perekonomian keluarga, istri anggota Polres Kediri Kota kreatif membuat masakan olahan tahu bakso bermacam varian isi.
"Waktu covid 19 semuanya kan ada di rumah. Putra saya lima , jadi saya harus putar otak. Bagaimana caranya bantu ekonomi," ungkap Peni Yeti Dianingsih anggota Bhayangkari.
Bukan hanya sekedar tahu bakso biasa.Ditangan ibu 5 anak ini makanan tersebut " disulap" diolahnya menjadi beragam macam jenis varian. "Yang membedakan tahu bakso saya isianya, diisi cincang ayam pedas, ati ampela,keju terus usus pedas serta Lombok. Tahu bakso digoreng renyah. Akhirnya saya putuskan buat tahu bakso," ceritanya.
Penjualan saat ini dilakukan secara online dan offline. "Boomingnya ketika itu di online ada dokter jaga yang beli. Katanya kok enak akhirnya dia bikin review dan booming. Untuk menemukan resep tahu bakso yang enak saya belajar selama setahun. Saya banyak masukan dari pembeli online, kemudian saya belajar dari situ. Setelah itu saya bikin menu lagi dimsum. Kalau dimsum ayam dan udangnya sangat terasa," lanjutnya.
Selain rasanya yang enak, tahu bakso dan dimsum yang dijual dipatok harga sangat ekonomis tidak mahal ramah di kantong. "Untung sedikit gak papa terpenting lumintu lah Mas. Per biji tahu bakso ada dua jenis. Kalau tahu bakso biasa isi tujuh kita jual Rp 16 ribu itu all varian. Kalau isi daging sapi lebih mahal satu pics kita jual Rp 4 ribu, kalau isi tujuh Rp 28 ribu," tuturnya.
Kini penjualan sudah berjalan empat tahun, kebanyakan transaksi dilakukan secara online. "Alhamdulillah setiap hari habis pesanan paling banyak dari gojek. Tiap hari saya bisa menghabiskan 500 biji tahu, bisa 15-20 kilogram," kata dia.
Kini Peni Yeti Dianingsih memiliki stand UMKM di kawasan asrama Polisi Polres Kediri Kota di jalan PK Bangsa. Selain menjual makanan, konsumen juga bisa mencicipi aneka minuman yang dijual di sana. Selain berjualan di PK Bangsa, penjualan offline juga dilakukan di acara Carr Fre Day di jalan Dhoho setiap Minggu.
Ia merasa bersyukur usaha dagangnya selama ini mendapat dukungan dari sang suami. "Awal mula jualan di CFD saya tarik gerobak ke sana kemari. Waktu itu belum dapat tempat," ingat perempuan berusia 45 tahun itu.
Advertisement