Inovasi Warga Kebraon Surabaya Olah Air Selokan Jadi Air Bersih
Warga Surabaya punya siasat tersendiri untuk meminimalisir dampak pencemaran lingkungan, yakni dengan mengolah air selokan menjadi air bersih melalui Intalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Pengolahan air selokan menjadi air bersih ini dilakukan warga RT 5 RW 13, Kelurahan Kebraon Indah Permai, Surabaya. Mereka melakukannya dengan swadaya mandiri berbekal pengetahuan para warganya.
Ketua RT 5 RW 13, Kelurahan Kebraon Indah Permai, Andi Aruji mengatakan, pengolahan air selokan menjadi air bersih ini sebagai upaya menghadapi kekeringan akibat kemarau.
Awalnya, warga menanam tanaman buah dalam pot untuk menjaga kualitas udara, pada Februari 2022 lalu. Ketika, musim hujan kebutuhan air untuk tanaman tercukupi dengan baik. Tetapi, ketika sudah memasuki musim kemarau seperti saat ini menyiram tanaman menjadi pekerjaan rumah (PR) tersendiri untuk warga.
"Sehingga kami rapatkan mau bikin sumur bor atau pengolahan limbah seperti ini. Setelah dirapatkan dan dihitung, biayanya sama dan diputuskan membuat IPAL ini, karena manfaatnya juga banyak untuk lingkungan," cerita Andi.
Andi menjelaskan, pembangunan IPAL tersebut dimulai sekitar Juli dan selesai pada 5 Agustus 2023. Waktu yang dibutuhkan hanya sekitar satu bulan. Warga mau gotong royong sehingga prosesnya tergolong cepat.
"Jadi kami punya SDM warga yang memiliki kemampuan macam-macam, ada yang mengerti soal lingkungan, soal sistem kelistrikan dan lainnya. Akhirnya digabungkan semua untuk membuat IPAL, ini semua murni buatan warga kami," terangnya.
Melalui inovasi ini, air bersih yang dihasilkan bisa mencapai 10 kubik air per hari. Sedangkan kebutuhan menyiram tanaman hanya 0,5 kubik per hari. Sehingga sisa airnya banyak digunakan warga untuk mencuci motor atau mobil.
"Nanti kami juga akan buat kolam ikan dengan air pengelolaan ini. Karang taruna juga sudah usul untuk membuat cucian motor," ungkapnya.
Proses Air Selokan Menjadi Air Bersih
Seksi lingkungan RT 5 RW 13, Aktis Sumarto mengungkapkan, prosesnya dilakukan dengan beberapa tahap menggunakan bakteri Anerob dan Aerob. Pertama air dari selokan disaring terlebih dahulu dalam sebuah tong. Air selokan dibiarkan mengendap agar terpisah dari lumpur dan pasir.
Hasil endapan tersebut lalu dialirkan melalui pipa dan masuk ke bak ekualisasi, fungsinya untuk menghomogenkan air.
"Kenapa demikian? Supaya bakterinya tidak kaget, karena bakteri ini harus stabil dan tidak boleh tiba-tiba langsung tinggi," kata Konsultan Pengelohan Air Limbah Industri itu.
Setelahnya, air akan mengalir ke bak Anerob atau Anerob tang. Di sini kerja bakteri biologi dimainkan, bakteri digunakan untuk mendegradasikan bahan kimia yang ada dalam air.
"Anerob tang ini harus tertutup dari sinar matahari. Jadi keadaan baknya harus tertutup," imbuhnya.
Selanjutnya, air akan masuk ke bak Aerob, disinu fungsi bakteri Aerob adalah mendegradasikan bahan organik yang terlarut dalam air 40 hingga 60 persen. Lanjutnya, setelah dari tiga bak sebelumnya, air akan masuk pada bak clarifer.
"Fungsinya untuk mengendapkan sendimentasi. Selanjutnya air akan masuk ke bak filter, disini menggunakan sinar UV untuk benar-benar menyaring serat-serat bakteri. Jadi sekecil apapun bakteri akan terlihat dan bisa disingkirkan," jelasnya.
Kemudian, air akan masuk ke bak penampungan air bersih. Sebagai indikator air benar-benar bersih, dipasang akuarium ikan. Bila air benar-benar besih maka ikan akan bisa tetap hidup dan berenang dalam air tersebut.
"Dan terbukti, ikan-ikan di akuarium ini tidak mengalami masalah dan masih hidup. Itu airnya sudah bersih," tambahnya.
Aktis berharap, apa yang dilakukan ini bisa menjadi warisan bagi generasi yang akan datang. Karena butuh kesadaran dari masyarakat untuk menjaga lingkungan.
Untuk diketahui, air olahan tersebut juga sedang dilakukan uji laboratorium dan minggu depan hasil akan keluar.
Apa yang dilakukan warga Kebraon juga mendapat perhatian dari perangkat desa setempat, bahkan inovasi ini juga diikutkan Proklim tingkat nasional.