Inovasi UB di Masa Pandemi, Buat Aplikasi dan Lemari Sterilisasi
Di masa pandemi Covid-19 ini, Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur menghasilkan dua inovasi, diantaranya, merancang aplikasi untuk memantau ketersediaan kamar di rumah sakit dan membuat lemari sterilisasi Alat Pelindung Diri (APD).
Untuk aplikasi pemantauan ketersediaan kamar rumah sakit, ini akan memudahkan siapapun untuk memonitoring ketersediaan kamar dan layanan laboratorium diagnostik Covid-19, di rumah sakit rujukan di Malang Raya. Sistem ini mengkombinasikan data rumah sakit yang dilengkapi dengan fasilitas khusus di wilayah Malang Raya.
Layanan aplikasi tersebut dapat diakses di ruvid.ub.ac.id, setelah diakses maka sistem akan menampilkan beberapa data seperti kapasitas ruang isolasi dengan atau tanpa ventilator, ruang isolasi natural flow dengan atau tanpa pendingin ruangan, kamar operasi, kapasitas pengujian hingga antrian sampel untuk dilakukan uji test Polymerase Chain Reaction (PCR).
"Ruvid adalah salah satu upaya mitigasi yang dilakukan oleh UB. Berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan antara lain RS Saiful Anwar, RST. Dr. Soepraoen, RS Lavalette, RS UB dan beberapa rumah sakit lain di Kota dan Kabupaten Malang serta Kota Batu " ujar Ketua Satgas Pencegahan Penyebaran Covid-19 UB, dr. Aurick Yudha Nagara pada Senin 8 Juni 2020.
Dengan data yang terus diperbaharui, penggunaan Ruvid dapat membantu pemerintah dalam pengambilan keputusan terkait penanganan Covid-19 di Malang Raya.
Selain aplikasi, UB juga membuat lemari sterilisasi APD untuk memudahkan kerja tenaga medis di rumah sakit, sekaligus memastikan keamanan APD yang digunakan. Lemari tersebut merupakan inovasi dari tim peneliti UB Tech.
Lemari sterilisasi ini bekerja menggunakan sinar Ultra Violet (UV) yang dipancarkan oleh delapan buah lampu, dengan daya lampu masing-masing sebesar 40 watt.
"APD yang akan disterilisasi dimasukkan ke dalam lemari ini, untuk diputar agar seluruh permukaan terpapar sinar UV," ujar Koordinator Tim UB Tech, Bayu Abi Pamungkas.
Kecepatan rotasi dari lemari tersebut juga dapat diatur menjadi tiga macam sesuai kebutuhan, mulai dari kecepatan lambat, sedang dan tinggi.
"Lama prosesi sterilisasi juga dapat diatur. Lemari ini bermula dari munculnya kelangkaan APD pada saat pandemi Covid-19 di Kota Malang," ujar Bayu.
Saat ini, lemari tersebut masih dalam proses riset purwarupa dan pengujian efisiensi. "Proses pembuatannya bisa sampai satu bulan," tutup Bayu.