Inovasi Kosmetik dari Minyak Lemon ala Mahasiswi UNESA
Kosmetik memang tak bisa lepas dari kaum hawa. Kondisi semacam ini pun, direspon oleh produsen kosmetik dengan mengeluarkan berbagai produk dan varian. Namun sayang, tak semua kosmetik itu cocok untuk semua kulit. Bahkan, jika tak berhati-hati, kulit bisa menjadi rusak karena penggunaan kosmetik ilegal yang memakai bahan terlarang.
Menjawab kebutuhan akan kosmetik yang aman untuk kulit, sekelompok mahasiswi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) membuat kosmetik yang aman untuk kulit. Kosmetik buatan mereka ini dinamakan Nidaycream Beauty ThoON, singkatan dari night and daily cream beauty with oil lemon.
Adalah Eko Sulistiowati mahasiswi S1 Pendidikan Kimia bersama anggota timnya yang lain yaitu Cindy Kumala Sari, Erinda Resta Selli Della, Nova Christanty dan Nurul Nofi Aini menciptakan Nidaycream Beauty ThoON. Mereka melakukan melakukan penelitian dibimbing oleh Prof. Titik Taufikurohmah S.
Selain ingin menciptakan kosmetik yang aman untuk kulit, Sulis dan kawan-kawan punya alasan lain mengapa ingin mengembangkan kosmetik ini.
‘Krim yang beredar di pasaran dijual secara terpisah antara krim pagi dan krim malam. tentu hal itu membuat pengeluaran menjadi tidak ekonomis,’ terang Sulis.
Sedangkan Nidaycream Beauty ThoON adalah krim yang bisa digunakan kapan pun. Ide untuk membuat Nidaycream Beauty ThoON sebenarnya berdasarkan masukan dosen pembimbing yang sudah melakukan penelitian terlebih dahulu.
Namun, meski ide awal dari dosen pembimbing, produk mereka tetap berbeda dengan yang sudah diciptakan dosen pembimbing. Letak perbedaan itu terletak pada bahan aktif yang berbeda.
Kandungan dari krim wajah yang mereka buat di antaranya menggunakan minyak lemon, aquades sebagai pelarut, kombinasi tabir surya (anti UVA dan Anti UVB), cosmowex, lexemul CS-20, dan emulgen T sebagai emulgator antara krim pagi dan krim malam.
Krim ini berfungsi untuk mencegah timbulnya jerawat, mengurangi minyak, melindungi kulit dari paparan sinar UVA dan UVB, serta mencerahkan kulit. Krim ini cocok untuk kulit berminyak, normal dan sensitif.
Berhasil menciptakan produk, Sulis dan kawan-kawan kemudian juga melakukan uji kelayakan pemasaran. Caranya, dengan menyebarkan kuesioner kepada 20 responden dengan usia antara 19 sampai 23 tahun. Para responden juga mempunyai jenis kulit yang berbeda-beda. Dari kuesioner ini, Sulis dan kawan-kawan ingin mengetahui respon pemakai setelah gunakan produk ini selama tiga minggu.
"Semoga saja produk ini mempunyai pangsa pasar yang lebih luas sehingga kami juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan," kata Sulis.
Atas karyanya ini, Sulis dan kawan-kawan berhasil lolos seleksi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia. Proposal yang kemudian diwujudkan dalam bentuk produk mereka mendapat bantuan dana untuk melakukan penelitian kosmetiknya lebih lanjut.
Advertisement