Inovasi Flo.Fa.Fer Box Ubaya, Belajar seperti Main Game
Prisiela Devaardelian, murid kelas 8 Harvest Center School, baru pertama kali merasakan belajar layaknya bermain game. Ia menggunakan inovasi alat pembelajaran Geografi 3in1 bernama Flo.Fa.Fer Box.
"Seru belajarnya karena ada video dan alat bantu juga. Jadi belajarnya tidak membosankan tidak baca buku saja," ujar Seila saat ditemui di Kampus Ubaya Tenggilis, Surabaya, Rabu, 29 Juni 2022.
Menurut Prisiela Devaardelian, Flo.Fa.Fer Box membantu siswa merasa lebih mengerti mengenai pelajaran. "Lebih mengerti. Asyik kayak main game gitu belajarnya. Jadi tidak ngerasa belajar. Inginnya semua pelajaran bisa dibuat permainan seperti itu," ungkap dia.
Alat pembelajaran Geografi 3in1 bernama Flo.Fa.Fer Box ini merupakan inovasi lima mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya). Flo.Fa.Fer dibuat untuk membantu siswa SMP memahami materi Geografi tentang Atmosfer, Flora dan Fauna di Indonesia, serta Lapisan Bumi.
Inovasi pembelajaran inovatif ini digagas oleh Clara Christianti, Ierenne Novendah, Verian Pramana Bastian, Teofilus Agusto, dan Trisdyanti Wulan Khosuma tergabung dalam tim bernama CoXifera.
Asal Nama Flo.Fa.Fer Box
Nama Flo.Fa.Fer Box sendiri merupakan singkatan dari mata pelajaran Geografi. Flo untuk Flora, Fa untuk Fauna, dan Fer untuk Atmosfer. Sebelumnya, para mahasiswa tersebut juga sudah melakukan survei terkait pelajaran yang paling sulit dipahami para siswa.
“Di urutan pertama ada matematika dan yang kedua Geografi. Karena kami mau membuat sesuatu yang berbeda, kami ambil Geografi sebagai mata pelajaran yang dibuatkan alat pembelajarannya,” jelas Clara Christianti selaku Ketua CoXifera.
Mahasiswa lulusan SMAN 2 Samarinda ini mengatakan, ketiga mata pelajaran Geografi dijelaskan dalam box kayu berukuran 30 cm x 23,2 cm yang terbagi menjadi tiga bagian dengan cara penggunaan yang berbeda-beda.
"Sisi atas box digunakan untuk belajar atmosfer. Permainan dilakukan menggunakan kartu yang berisi pertanyaan. Siswa mengambil kartu lalu pertanyaan dijawab dengan menempelkan stiker pada bagian atmosfer. Cara ini digunakan untuk menambah interaksi antara guru dan murid," terangnya.
Pada bagian dinding box terdapat peta Indonesia yang digunakan untuk mempelajari penyebaran flora dan fauna di Indonesia.
Setelah siswa mengambil kartu dan menjawab pertanyaan, jawaban dapat dicek menggunakan aplikasi CoXifera. Aplikasi akan mengarahkan pada kamera yang dapat digunakan untuk scan peta Indonesia. Setelah di scan, akan muncul gambar serta nama hewan dan tumbuhan berdasarkan letak petanya.
Penggunaan AR pada Alat Pembelajaran
Alat yang terintegrasi dengan Augmented Reality (AR) ini juga digunakan untuk mempelajari lapisan bumi pada bagian dalam box. Terdapat miniatur bumi yang tutup atasnya dapat dibuka sehingga memperlihatkan lapisan bumi.
Pada bagian samping ada stiker di mana ketika di-scan menggunakan kamera pada aplikasi CoXifera, akan muncul video informatif mengenai lapisan bumi. Clara menyebut bahwa penggunaan AR dibuat untuk mempermudah siswa mendapat penjelasan yang lebih mudah dipahami dengan cara yang berbeda dari biasanya.
"Jadi setelah mengambil kartu dan menjawab pertanyaan, para murid atau guru bisa mengarahkan HP-nya pada gambar yang dituju untuk mendapatkan penjelasan," terangnya.
Pengerjaan dilakukan selama lebih dari satu bulan. Clara menjelaskan kesulitannya bersama tim dalam pembuatan Flo.Fa.Fer Box adalah membentuk pola bumi dan memotong kayu menggunakan mesin.
“Setelah berulang kali berusaha membentuk pola sempurna dengan mesin, kami tidak menyangka bisa berhasil juga. Hasilnya sesuai ekspektasi, bahkan mendapat penghargaan Best Product dari dosen,” terangnya.
Ketua Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Ubaya, Dr. Indri Hapsari, S.T., M.T. berharap inovasi untuk membantu pendidikan siswa ini dapat dikembangkan dalam skala industri.
“Saya harap inovasi ini menjadi pemicu semangat mahasiswa agar semakin kreatif dalam merancang produk yang bermanfaat bagi masyarakat,” tambahnya.
Advertisement