Inovasi Ducati Dipuji Bos KTM Racing
Motor-motor Ducati di MotoGP 2022 terlihat dominan. Mereka memiliki berbagai teknologi pendukung untuk meningkatkan performa motor, Desmosedici GP.
Mulai dari winglet, spoiler ban belakang, holeshot device, ride height adjuster. Hal ini diakui oleh Pit Beirer, direktur motorsport KTM sebagai terobosan jenius.
Awalnya teknologi yang dikenalkan oleh Ducati ini dikritik oleh pabrikan lain. Dan dianggap melanggar aturan. Tetapi nyatanya tidak melanggar aturan dan malah seluruh pabrikan mengikuti mengembangkan teknologi itu.
Ada satu perangkat yang tahun depan tidak lagi boleh digunakan yakni ride height adjuster. Selain perangkat ini tidak sesuai dengan aturan, juga dikeluhkan banyak pembalap karena membuat mereka makin rumit di atas motor.
Memang harus diakui apapun yang dilakukan Ducati, mereka berhasil membuat skuadnya berada di garis depan selama MotoGP 2022 ini.
“Anda harus melepas topi dan mengucapkan selamat kepada orang-orang yang ada di Bologna,” kata Beirer kepada Speedweek.
“Ducati saat ini memiliki basis yang sangat baik. Juga, pada saat yang sama ketika motor menjadi begitu kuat, mereka juga memiliki delapan pembalap dalam empat tim di MotoGP untuk melengkapi mereka. Jadi, tentu saja ada ketidakseimbangan tertentu ketika delapan pembalap memiliki motor yang begitu kompetitif. Tapi kami harus hidup dengan itu. Manajer Ducati melakukan pekerjaan dengan baik,” imbuhnya.
Sayangnya, Ducati masih belum bisa membawa pembalapnya untuk menjuarai MotoGP. Setelah terakhir diraihnya melalui Casey Stoner di tahun 2007.
Tahun ini, pembalap Ducati juga konsisten memperjuangkan kemenangan dan podium, dan hanya Aprilia yang dapat mengimbangi mereka.
“Kami sekarang harus menyatukan kepala dan bekerja keras untuk melawan superioritas Ducati,” ujar Beirer.
Terakhir, Ducati mengaplikasikan tekanan ban yang berbeda dengan pabrikan lainya.
Memang saat ini ada kebulatan suara di aliansi pabrikan MSMA untuk tidak menjatuhkan hukuman karena tekanan udara berada di bawah yang direkomendasikan.
Karena sensor sangat jauh dari akurasi sehingga nilai pastinya tidak dapat ditentukan dengan andal. “Tahun ini pabrikan memiliki platform terbuka tempat kami mengirimkan semua data kami. Tapi bukan untuk mempermalukan tim mana pun di media atau di depan umum, tetapi untuk belajar bersama,” tutur Beirer.
“Kami ingin mengatur pengukuran untuk tahun depan sedemikian rupa sehingga penalti dapat dikenakan jika tekanan ban turun di bawah level yang ditentukan. Diskusi baru-baru ini setelah balapan Jerez jadi tidak adil untuk Ducati.” tutupnya.
Advertisement