Inovasi Biopori Plus Warga Ondomohen Magersari V Kurangi Sampah
Salah satu cara mengurangi sampah rumah tangga ialah dengan membuat biopori. Biopori merupakan resapan air pada tanah yang ditimbun dengan sampah organik untuk menghasilkan pupuk kompos.
Biasanya biopori terbuat dari tabung silindris yang ditanam di dalam tanah. Namun, hal berbeda dilakukan warga Jalan Ondomohen Magersari V, RT8, RW 7, Surabaya dengan mengembangkan inovasi biopori plus.
Biopori plus buatan warga Ondomohen Magersari V, RT8, RW 7 ini tidak semua tabung silindrisnya ditanam dalam tanah.
"Untuk biopori plus ini kami membuat sebagian permukaanya muncul ditanah. Jadi 80 cm muncul dipermukaan tanah dan 40 cm ditanam dibawah tanah," kata Musmulyono, fasilitator Kelurahan Ketabang yang juga warga Ondomohen Magersari V, RT 8, RW 7.
Pembuatan biopori plus untuk memudahkan masyarakat dalam membuang sampah sisa makanan seperti tulang ikan, duri ikan, kulit bawang, sisa kuah masakan dan lainnya.
"Di sini kami sudah punya 3 biopori plus yang dibuat disamping pohon yang besar, supaya pupuk kompos yang dihasilkan pada biopori plus bisa langsung diserap pohon," kata Musmulyono.
Menurut pria 47 tahun ini, awalnya warga mendapat pembekalan materi tentang biopori plus ini dari Pemerintah Kota Surabaya. Sebelumnya, biopori plus sudah dibuat di Jawa Barat.
"Kalau di Surabaya baru Ondomohen Magersari V, RT8, RW7 ini membuat biopori plus ini," imbuhnya.
Musmulyono menambahkan, tujuan dari pembuatan biopori plus ini tentunya untuk mengurangi sampah organik atau sampah sisa rumah tangga. Tentunya, kami ingin kedepannya zero sampah untuk sampah rumah tangga.
Setelah membuat biopori plus pada awal tahun 2020 ini, Musmulyono mengungkapkan, sudah sekitar 50 persen sampah rumah tangga bisa diolah lagi dan tidak dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
"Dulu dari 18 rumah disini, tong tempat sampahnya selalu penuh sampahnya, tapi sekarang sudah setengah," tutupnya.