Inilah Para Pemenang Lomba Lukis UOB 2019
Setelah melalui proses penjurian yang ketat terhadap 50 karya terbaik, PT Bank UOB Indonesia mengumumkan pemenang lomba lukis (UOB Painting of the Year 2019)
"Yang masuk ribuan, dari situ kita seleksi menjadi 50 karya lukis yang terbaik. Sedangkan pemenang ditetapkan 8 karya lukis," kata Head of Corporate Communication PT Bank UOB Indonesia, Maya Rizano di Jakarta.
Sebanyak 50 karya terbaik pilihan dewan juri UOB Paniting of the Year 2019 dipamerkan di Ruang Temporer Museum Nasional Jalan Merdeka Barat.
Agung Hujatnikajennong, kurator lepas dan dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan karya yang masuk semuanya bagus sehingga dewan juri terpaksa harus adu argumentasi untuk menetapkan pemenang.
"Dalam setiap perdebatan itu tentunya menemukan irisan-irisan mengenai hal yang baik dari lukisan peserta lomba. Irisan-irisa ini yang kemudian dipakai sebagai bahan penilaian," kata Agung.
Agung mengatakan penghargaan terbagi menjadi dua kelompok yakni profesional dan pendatang baru yang mana masing-masing ditetapkan sebanyak 4 kelompok pemenang.
Agung menunjuk salah satu karya yang menjadi pemenang berjudul "Welcome Perdamaian, Goodbye Kedengkian" karya Anagard, 35 tahun, asal Kota Padang Sumatera Barat.
Anagard mengatakan tema itu diambil untuk mengajak masyarakat bertoleransi dan menerima perbedaan suku, kebudayaan dan kepercayaan, serta mencerminkan komitmen kuat bangsa Indonesia agar saling menghargai, saling menghormati dan menjaga perdamaian dalam bermasyarakat.
Anagard menjelaskan karyanya terinspirasi oleh sebuah rumah ibadah yang dikenal sebagai Bukit Rhema di Magelang, Jawa Tengah, di mana pengunjung dari berbagai negara dan latar belakang datang untuk mengeksplorasi spiritualitas diri.
Lukisan tersebut menggambarkan arsitektur unik dari rumah ibadah Bukit Rhema, yang memiliki atap berbentuk kepala merpati sebagai simbol perdamaian, untuk merepresentasikan multikulturalisme dan toleransi di Indonesia.
Agung Hujatnikajennong menjelaskan dengan menggunakan teknik stensil pada aluminium yang unik, perupa ini telah menarik perhatian kami dengan isu sosial yang membentuk masyarakat hari ini.
Karya pemenang memberikan kesan tersendiri bagi para juri UOB Painting of the Year yang terdiri dari kurator dan praktisi seni Indonesia – Agung Hujatnikajennong, kurator lepas dan dosen Institut Teknologi Bandung (ITB); Arahmaiani, perupa kontemporer; dan Nirwan Dewanto, kritikus budaya.
Sebagai pemenang kompetisi UOB Painting of the Year 2019 (Indonesia), Anagard menerima hadiah berupa uang tunai sebesar Rp250 juta. Karya Anagard akan bersaing dengan karya pemenang dari Singapura, Malaysia dan Thailand untuk mendapatkan penghargaan UOB Southeast Asian Painting of the Year pada 6 November 2019 di Singapura.
Anagard juga akan berkesempatan untuk mengikuti seleksi program residensi selama satu bulan di Fukuoka Asian Art Museum di Jepang.
Adapun para pemenang UOB Painting of the Year untuk kategori profesional yakni Anagard ; Dwi Januartanto Eat, Pray, Love ; Galih Adika Paripurna White Square: Two of A Kind Silver; dan Ayu Arista Murti ,Recycle is the New Enlightenment Bronze.
Sedangkan untuk pendatang baru adalah Muhammad Yakin; Human, Human, Human Copy of Mimetic Desire 2019; Nanang Sarifudin dengan karya berjudul The Scream of The Rangers, Nadya Jiwa Saraswati; Bukankah Redam Membuat Ceruk yang Gaduh, dan Yawara Oky Rahmawati; Jalan-jalan bersama bunda. (an/ar)