Kenali Jenis Gula dan Manfaat Manisnya
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita tidak dapat terlepas dari konsumsi gula. Hampir setiap makanan atau minuman yang Anda konsumsi mengandung gula dalam berbagai jenis. Tidak semua pemanis sama dan berasal dari jenis “gula” yang sama.
Pemanis sebenarnya dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu, pemanis alami dan pemanis buatan. Pemanis alami biasanya didapatkan dari bahan-bahan alami dan memiliki kandungan kalori, sedangkan pemanis buatan merupakan produk olahan dan tidak memiliki kalori.
Sedangkan gula yang kita ketahui, tidak hanya ada gula putih dan gula merah saja. Ternyata banyak jenis gula lainnya yang masing-masing memiliki manfaat bila digunakan dalam kebutuhan sehari-hari. Beginilah deretan jenis-jenis gula serta manfaatnya yang patut Anda ketahui.
Sejarah Gula
Keberadaan gula ternyata sudah muncul sejak lama. Salah satunya lewat cairan bunga (nira) kelapa atau enau dan cairan batang tebu sebagai sumber penghasil gula. Saat itu, orang-orang Belanda mulai membuka koloni di Pulau Jawa, kebun tebu monokultur mulai dibuka di abad ke-17 pertama yang berada di sekitar Batavia, kemudian semakin berkembang ke arah timur.
Kemajuan pesat perkebunan tebu pun diperkirakan pada tahun 1930-an dengan jumlah 179 pabrik pengolahan dan produksi 3 juta ton gula per tahunnya. Kemudian terjadi krisis ekonomi yang akhirnya membuat harga gula menjadi turun dan pada akhir dekade hanya tersisa 35 pabrik yang memproduksi 500 ribu gula per tahun.
Lalu pada tahun 1950 mulai kembali aktivitas baru sehingga Indonesia menjadi eksportir neto, baru pada tahun 1957 seluruh pabrik gula nasionalisasi dan pemerintah juga meregulasi industri ini, dan sejak 1967 sampai sekarang Indonesia kembali menjadi importir gula.
Kandungan dalam Gula
1. Glukosa
Glukosa adalah sumber utama energi yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas yang berfungsi memberikan asupan energi pada sel otak. Tipe gula dengan kandungan ini akan langsung dipakai oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Pemanis bentuk lainnya akan dicerna dahulu dan diubah menjadi glukosa baru setelah itu dipakai untuk sumber energi.
Glukosa merupakan kandungan dari sukrosa dan high fructose corn syrup. Dalam satu sendok teh glukosa mengandung sebanyak 16 kalori. Glukosa diketahui berpengaruh dalam kadar gula darah.
2. Fruktosa
Pemanis frukstosa juga dikenal sebagai pemanis yang ada pada buah karena kandungannya cukup tinggi pada buah dan madu. Jenis gula alami ini baik untuk penderita diabetes melitus karena tidak menyebabkan kenaikan gula darah.
Namun, konsumsi fruktosa dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan penyimpanan lemak dalam tubuh meningkat yang memicu risiko terkena penyakit diabetes atau jantung. Pemanis jenis ini akan dimetabolisme oleh hati untuk diubah menjadi glukosa.
3. Galaktosa
Galaktosa sering ditemukan pada susu dan berbagai produk susu lainnya, seperti yoghurt, keju, dan sebagainya. Jenis gula ini juga memiliki kadar manis yang lebih rendah dibandingkan dengan glukosa.
Jika menggunakan jenis gula alami ini untuk memasak, biasanya perlu menambahkannya dalam jumlah yang cukup banyak untuk memunculkan rasa manis. Namun asupan gula yang berlebihan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.
4. Laktosa
Laktosa diketahui sebagai pemanis yang ada di dalam susu dan terdiri dari galaktosa dan glukosa. Tipe gula ini merupakan bentuk karbohidrat sederhana berjenis disakarida yang memiliki rasa kurang manis dan lebih susah untuk dicerna dalam tubuh.
Oleh karena itu, laktosa jarang digunakan sebagai tambahan pada produk makanan atau minuman kemasan.
5. Maltosa
Maltosa merupakan disakarida dari karbohidrat sederhana yang dibentuk dari dua molekul glukosa. Tipe gula ini juga sering disebut dengan gula malt, yang biasanya terdapat pada sereal, pasta, kentang, beberapa produk minuman beralkohol, dan berbagai produk makanan kemasan lain.
6. Sukrosa (gula pasir)
Gula pasir yang dipakai untuk bumbu dapur atau tambahan dalam teh maupun kopi biasanya adalah pemanis jenis sukrosa, yang merupakan karbohidrat sederhana yang dibentuk dari glukosa dan fruktosa.
Sukrosa dapat ditemukan secara alami di berbagai jenis buah maupun sayuran, tapi sebagian besar sukrosa terbentuk dari 80% tebu dan 20% gula bit.
Tipe gula ini hadir dalam berbagai bentuk, yaitu berbentuk pasir, bubuk, bahkan batu yang disebut gula batu. Dan salam satu sendok teh sukrosa mengandung 17 kalori dan konsumsi sukrosa sangat dibatasi untuk penderita diabetes melitus.
Jenis Gula Buatan
1. Sakarin
Sakarin merupakan pemanis buatan yang pertama kali ditemukan dan sudah ada sejak 100 tahun yang lalu. Gula ini memiliki rasa manis 300 hingga 400 kali lebih manis daripada gula biasa dan akan menimbulkan rasa pahit setelah dikonsumsi.
Sakarin juga dianggap dapat meningkatkan risiko terkena kanker karena mengandung karsinogen. Jenis gula buatan ini masih diperbolehkan untuk dikonsumsi dengan batas 12 mg per 29 ml dalam sebuah minuman dan 30 mg per kemasan makanan. Tapi sebaiknya ibu hamil dan ibu menyusui tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung sakarin.
2. Aspartam
Pemanis jenis ini memiliki tingkat kemanisan 200 kali lebih tinggi dibandingkan dengan gula dan juga memiliki sebanyak 4 kalori per gramnya. Gula ini sudah diizinkan untuk dikonsumsi sejak tahun 1981 dan telah banyak menjadi campuran makanan atau minuman kemasan, selain itu aspartam tidak memiliki dampak buruk bagi kesehatan.
Namun, mempunyai kekurangan yaitu rasa manisnya akan hilang jika terpapar suhu tinggi dalam waktu lama. Jadi, aspartam lebih banyak digunakan untuk makanan dingin, seperti es krim, minuman dingin, yoghurt, dan sebagainya.
3. Acesulfame K
Sama seperti aspartam, pemanis buatan ini memiliki rasa 200 kali lebih manis dibandingkan dengan gula, tapi tidak menimbulkan rasa pahit setelah dikonsumsi.
Acesulfame K tidak bisa dicerna oleh tubuh karena tidak memiliki kalori sama sekali. Selain itu, acesulfame K tahan dengan pemanasan suhu tinggi sehingga tahan jika melalui proses pemasakan. Jenis gula ini juga baik untuk penderita diabetes karena terbukti tidak mempengaruhi kadar gula darah.
4. Sukralosa
Gula buatan ini memiliki rasa manis 600 lebih tinggi dibandingkan dengan gula. Pemanis ini juga tidak melalui proses pencernaan di dalam tubuh. Itulah mengapa sukralosa sering digunakan dalam produk penurun berat badan.
Tipe gula buatan ini juga dapat digunakan ketika proses pemasakan dengan suhu tinggi dan tidak akan menghilangkan rasa manisnya. Sukralosa sering digunakan untuk sirup, makanan penutup, minuman, dan produk kue.
5. Neotame
Neotame merupakan pemanis buatan yang baru ditemukan dan diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh BPOM Amerika, yakni FDA, sejak tahun 2002. Neotame diperbolehkan untuk dikonsumsi sebanyak 2 mg per kg berat badan.
Tingkat kemanisan yang dimiliki oleh neotame yaitu 8000 kali lebih manis dibandingkan dengan gula biasa dan 40 kali lebih manis dibandingkan dengan aspartam.
Pemakaian neotame dengan kadar sedikit saja sudah menimbulkan rasa manis pada makanan atau minuman. Pemanis ini juga tidak menyebabkan kenaikan kadar gula darah. Tetapi terlalu banyak mengonsumsi makanan manis dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes mellitus tipe 2, penyakit jantung, hipertensi, bahkan osteoporosis.
Jenis Gula dan Manfaatnya
1. Gula pasir
Gula pasir merupakan jenis gula yang populer dan paling sering digunakan sebagai penambah rasa manis dalam berbagai makanan atau minuman. Berbentuk seperti kristal halus dengan tekstur agak kasar, gula pasir terbuat dari air tebu yang direbus hingga kental kemudian dihaluskan hingga menjadi butiran gula.
Gula pasir termasuk pemanis yang multifungsi karena dapat digunakan sebagai pemanis minuman, kue, penambah rasa makanan, dan bahan utama pembuatan karamel.
2. Gula kastor
Bila dilihat sekilas, gula kastor memiliki tampilan yang menyerupai gula halus. Bedanya gula kastor memiliki tekstur lebih halus dengan butiran-butiran halus yang masih tampak dilihat mata. Gula kastor biasanya dimanfaatkan sebagai campuran icing dan whipped cream untuk mempercantik tampilan kue.
3. Gula batu
Seperti dengan namanya, gula batu memiliki fisik yang menyerupai batu kristal tapi berukuran sedang. Gula jenis ini terbuat dari larutan air tebu yang direbus bersama air, gula batu memiliki tekstur yang sangat keras dan tidak mudah larut di dalam air.
Di Indonesia sendiri, gula batu sering dimanfaatkan sebagai pemanis pada teh dan minuman tradisional lainnya. Selain itu, gula batu juga sering dikonsumsi langsung sebagai penawar rasa pahit setelah mengonsumsi obat atau jamu tradisional.
4. Brown sugar
Brown sugar atau gula cokelat terbuat dari gula pasir yang dicampur molase atau sari tebu berwarna coklat gelap dengan tekstur yang sangat kental. Brown sugar yang berwarna coklat dengan tekstur yang agak basah dan lengket saat disentuh tersebut juga memiliki wangi karamel yang khas.
Karena aromanya yang unik itulah, brown sugar sering digunakan sebagai campuran berbagai kue dan roti agar hasilnya lebih menggugah selera. Selain itu brown sugar juga sering disajikan sebagai penambah rasa dan aroma pada kopi dan teh hangat.
5. Gula merah
Gula merah atau lebih dikenal dengan sebutan gula Jawa, merupakan salah satu pemanis tradisional yang banyak ditemukan di Tanah Air. Berbeda dari gula pasir yang terbuat dari tebu, gula merah dibuat dari air nira atau air buah aren yang direbus hingga berubah kecokelatan.
Gula merah memiliki tekstur agak keras, dan menjadi salah satu pemanis andalan untuk berbagai makanan tradisional seperti lopis, dodol, bolu kukus, dan lainnya. Rasa gula yang tidak semanis gula pasir, membuat gula merah juga sering dijadikan penawar rasa pahit setelah meminum jamu.
6. Gula kristal
Gula kristal memiliki tampilan yang mirip gula pasir namun dengan ukuran dan tekstur yang lebih kasar. Selain itu, gula kristal juga tidak mudah meleleh saat dipanaskan, karena sifatnya yang tidak mudah meleleh, gula kristal sering digunakan sebagai taburan aneka kue, pretzel, dan cookies. Selain itu, gula kristal kerap dicampur dengan beberapa tetes pewarna makanan untuk mempercantik tampilan makanan.
7. Gula Jagung
Seperti namanya, gula jagung merupakan hasil ekstrak dari tanaman jagung. Dan sering dijadikan alternatif bagi pengidap diabetes karena kadar kalorinya lebih rendah dari gula pasir.
Gula jagung sendiri juga bermanfaat sebagai jenis pemanis non-nutritif yang memiliki kadar kemanisan cukup rendah sehingga mampu mengontrol kadar glukosa dalam darah. Gula pati-patian ini juga tersedia dalam keadaan cair, disebut sebagai High Fructose Syrup (HFS).
8. Gula Kelapa
Gula kelapa berwarna cokelat tua yang terbuat dari getah pohon kelapa. Indeks glikemik gula ini juga lebih rendah daripada gula pasir sehingga bisa menjadi relatif penggunaan pemanis yang baik bagi kesehatan.
Walau tidak secara cepat meningkatkan kadar gula darah, jumlah kalorinya tetap sama, jadi pemakaiannya tetap harus diperhatikan. Selain itu, gula kelapa ini juga mempunyai cita rasa legit yang sering digunakan untuk membuat aneka kue tradisional.
9. Gula Bit
Selain tebu, ada pula tanaman yang memiliki kandungan sukrosa cukup tinggi dan bisa digunakan untuk produksi gula komersial, yang disebut dengan gula bit (Beta vulgaris). Tidak seperti tebu yang digunakan bagian batangnya, gula bit digunakan bagian akarnya. Sedangkan dalam pengolahannya, akar bit nantinya akan dipotong dan diekstrak gulanya dengan air panas, kemudian dimurnikan menggunakan kalsium oksida dan karbon dioksida.
Setelah dididihkan hingga kandungan airnya tersisa 30 persen, gula akan dikristalisasi. Dalam proses kristalisasi, baik gula tebu maupun gula bit, menghasilkan hasil sampingan yang disebut molasses. Molasses dari tebu dapat digunakan sebagai pemanis dan memberikan tambahan rasa pada makanan. Tetapi molasses dari bit tidak dapat dikonsumsi, karena memiliki rasa dan aroma yang tidak enak. Umumnya ini akan digunakan sebagai makanan ternak.
Advertisement