Inilah Bahaya Penyakit Anemia dan Makanan Untuk Mengatasinya
Penyakit anemia atau kurang darah dapat diatasi dengan konsumsi beberapa jenis makanan. Anemia dapat dialami oleh siapa saja. Anemia juga dapat terjadi sementara atau dalam jangka panjang, dengan tingkat keparahan yang bisa ringan sampai berat. Biasanya kondisi tersebut juga ditandai dengan kepala pusing hingga nyeri dada.
Selain itu, anemia juga disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya produksi sel darah merah yang kurang, kehilangan darah secara berlebih, dan hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat. Namun gejala-gejala tersebut dapat diatasi lewat makanan yang dikonsumsi yang mengandung nutrisi tertentu. Berikut ulasannya.
Definisi Anemia
Anemia merupakan kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah. Anemia dapat terjadi sementara atau dalam jangka panjang, dengan tingkat keparahan yang ringan sampai berat.
Anemia merupakan gangguan darah atau kelainan hematologi yang terjadi ketika kadar hemoglobin (bagian utama dari sel darah merah yang mengikat oksigen) berada di bawah normal. Pada orang dewasa menderita anemia bila kadar hemoglobinnya di bawah 14 gram per desiliter untuk laki-laki, dan di bawah 12 gram per desiliter untuk wanita.
Apabila kadar hemoglobin di bawah 8 gram per desiliter, anemia sudah tergolong berat dan disebut dengan anemia gravis. Untuk mengatasi anemia tergantung kepada penyebab yang mendasarinya, mulai dari konsumsi suplemen zat besi, transfusi darah, sampai operasi.
Penyebab Penyakit Anemia
Secara umum, anemia terjadi akibat kondisi berikut ini:
a. Produksi sel darah merah yang kurang.
b. Kehilangan darah secara berlebihan.
c. Hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat.
Macam Jenis Penyakit Anemia
Berikut ini adalah jenis-jenis anemia yang umum terjadi berdasarkan penyebabnya:
1. Anemia akibat kekurangan zat besi
Kekurangan zat besi membuat tubuh tidak mampu menghasilkan hemoglobin (Hb). Kondisi ini bisa terjadi akibat kurangnya asupan zat besi dalam makanan, atau karena tubuh tidak mampu menyerap zat besi, misalnya akibat penyakit celiac.
2. Anemia pada masa kehamilan
Ibu hamil memiliki nilai hemoglobin yang lebih rendah dan hal ini normal. Meskipun demikian, kebutuhan hemoglobin meningkat saat hamil, sehingga dibutuhkan lebih banyak zat pembentuk hemoglobin, yaitu zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Bila asupan ketiga nutrisi tersebut kurang, dapat terjadi anemia yang bisa membahayakan ibu hamil maupun janin.
3. Anemia akibat perdarahan
Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan berat yang terjadi secara perlahan dalam waktu lama atau terjadi seketika. Penyebabnya bisa cedera, gangguan menstruasi, wasir, peradangan pada lambung, kanker usus, atau efek samping obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Selain itu, anemia karena perdarahan juga bisa merupakan gejala cacingan akibat infeksi cacing tambang yang menghisap darah dari dinding usus.
4. Anemia aplastik
Anemia aplastik terjadi ketika kerusakan pada sumsum tulang membuat tubuh tidak mampu lagi menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Kondisi ini diduga dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, serta efek samping obat antibiotik dan obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis.
5. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah lebih cepat daripada pembentukannya. Kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua, atau didapat setelah lahir akibat kanker darah, infeksi bakteri atau virus, penyakit autoimun, serta efek samping obat-obatan, seperti paracetamol, penisilin, dan obat antimalaria.
6. Anemia akibat penyakit kronis
Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses pembentukan sel darah merah, terutama bila berlangsung dalam jangka panjang. Beberapa di antaranya adalah penyakit Crohn, penyakit ginjal, kanker, rheumatoid arthritis, dan HIV/AIDS.
7. Anemia sel sabit (sickle cell anemia)
Anemia sel sabit disebabkan oleh mutasi (perubahan) genetik pada hemoglobin. Akibatnya, hemoglobin menjadi lengket dan berbentuk tidak normal, yaitu seperti bulan sabit. Seseorang bisa terserang anemia sel sabit apabila memiliki kedua orang tua yang sama-sama mengalami mutasi genetik tersebut.
8. Thalasemia
Thalasemia disebabkan oleh mutasi gen yang memengaruhi produksi hemoglobin. Seseorang dapat menderita thalasemia jika satu atau kedua orang tuanya memiliki kondisi yang sama.
Gejala Anemia
Penderita anemia bisa mengalami gejala berupa:
1. Lemas dan cepat lelah
2. Sakit kepala dan pusing
3. Sering mengantuk, misalnya mengantuk setelah makan
4. Kulit terlihat pucat atau kekuningan
5. Detak jantung tidak teratur
6. Napas pendek
7. Nyeri dada
8. Dingin di tangan dan kaki
Gejala di atas awalnya sering tidak disadari oleh penderita, namun akan makin terasa seiring bertambah parahnya kondisi anemia.
Kandungan Nutrisi Untuk Mengatasi Penyakit Anemia
Berikut adalah beberapa jenis makanan yang berguna untuk penambah darah bagi penderita anemia.
1. Makanan tinggi zat besi
Makanan tinggi zat besi penting sebagai penambah darah untuk anemia. Zat besi membantu produksi hemoglobin yang dibutuhkan sel darah merah. Makanan penambah darah dengan asupan zat gizi bisa menjadi sumber hewani, seperti:
•Daging merah
•Unggas, seperti ayam
•Jeroan, seperti hati sapi
•Makanan laut, seperti tiram dan ikan
Zat besi yang berasal dari panganan hewani dapat diserap oleh tubuh sebanyak 70 persen.
2. Makanan kaya tembaga (copper)
Mineral tembaga berfungsi untuk untuk membantu tubuh meningkatkan produksi sel darah merah. Ketika kadarnya rendah, tubuh menyerap zat besi dalam jumlah yang sedikit. Akibatnya produksi hemoglobin dalam sel darah merah berkurang. Berikut jenis makanan penambah darah yang tinggi mineral tembaga, seperti:
•Gandum utuh
•Kacang-kacangan
•Daging unggas seperti ayam dan bebek
•Makanan laut seperti udang dan kepiting
•Buah ceri dan cokelat
3. Makanan tinggi asam folat
Asam folat atau vitamin B9 adalah nutrisi yang bisa membantu meningkatkan jumlah sel darah merah dalam tubuh. Untuk itu, pengidap anemia wajib makan makanan yang mengandung asam folat tinggi, seperti:
•Kacang polong
•Kacang merah
•Kacang hijau
•Jeroan, seperti hati
•Sayuran hijau, seperti bayam dan brokoli
4. Makanan kaya vitamin B12
Vitamin B12 mampu meningkatkan fungsi sumsum tulang agar lebih banyak menghasilkan sel darah merah normal. Apabila kekurangan vitamin B12, bentuk sel darah merah yang dihasilkan bisa abnormal cenderung oval dan tidak bulat pipih. Sel darah merah yang tidak berkembang sempurna juga lebih cepat mati. Berikut jenis makanan yang mengandung vitamin B12:
•Jeroan, seperti hati sapi
•Ikan
•Daging merah
•Telur
•Susu dan produk olahannya
•Sereal
5. Makanan mengandung vitamin B6
Mirip seperti vitamin B12, vitamin B6 juga bisa membantu pembentukan sel darah merah. Makanan penambah darah yang tinggi kandungan B6, meliputi:
•Nasi
•Gandum
•Sereal, dan kacang-kacangan
•Daging sapi, kambing, domba, dan ayam
6. Makanan tinggi vitamin A
Kurang vitamin A dalam tubuh juga berisiko menyebabkan penyerapan zat besi menjadi tidak sempurna. Ini akan memengaruhi produksi sel darah merah. Beberapa makanan penambah darah untuk anemia yang tinggi vitamin B6, yaitu:
•Susu sapi dan produk olahannya, termasuk susu murni
•Telur ayam
•Hati sapi atau ayam
•Sayuran berwarna cerah seperti tomat, wortel, brokoli, dan ubi jalar.
7. Makanan mengandung vitamin C
Vitamin C adalah salah satu nutrisi yang penting untuk penderita anemia. Vitamin C membantu proses penyerapan zat besi dalam tubuh.
Peningkatan zat besi dalam darah dapat membantu sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak sel darh merah sehat yang mengandung hemoglobin. Berikut makanan penambah darah yang mengandung vitamin C dari:
•Jeruk
•Paprika
•Stroberi
•Tomat
•Lentil
8. Makanan mengandung Vitamin E
Vitamin E mempunyai fungsi penting untuk melindungi membran sel darah merah dari kerusakan oksidatif (akibat radikal bebas). Untuk mencegah anemia, penderita anemia bisa mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin E, seperti:
•Minyak nabati, seperti minyak gandum, minyak kacang, dan minyak zaitun
•Kacang-kacangan
•Biji-bijian
•Susu
•Sayuran seperti bayam dan paprika merah
•Buah alpukat
Pencegahan Kondisi Anemia
Beberapa jenis anemia, seperti anemia pada masa kehamilan dan anemia akibat kekurangan zat besi, dapat dicegah dengan pola makan kaya nutrisi, terutama:
1. Makanan kaya zat besi dan asam folat, seperti daging, sereal, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan
2. Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.
3. Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi.
Selain dengan makanan, anemia akibat kekurangan zat besi juga dapat dicegah dengan mengonsumsi suplemen zat besi secara rutin.