Ini yang Harus Diperhatikan Jika Menolong Korban Gawat Darurat
Rumah Sakit PHC Surabaya menyelenggarakan pelatihan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan kepada ojek online di Surabaya.
Pelatihan ini untuk memberikan pemahaman terhadap ojol terhadap pentingnya pertolongan pertama, karena upaya ini dapat membantu korban selamat sebanyak 30 persen.
Dokter Emergency Room RS PHC Surabaya dr Fathin Fahria mengatakan, pelatihan ini bertujuan memaksimalkan masyarakat sekitar untuk membantu korban gawat darurat sebelum ke RS. "Terutama bagi mereka yang sering beraktivitas di jalan, pelatihan ini sangat penting," ungkapnya.
Fathin menambahkan, cara-cara melakukan pertolongan pertama dan beberapa hal yang harus diperhatikan saat ingin menolong orang dalam kondisi gawat darurat.
Misalnya, saat menemukan orang tidak sadarkan diri di tengah jalan yang harus dilakukan pertama kali adalah cek respons dengan memanggil dan menepuk.
"Kalau tidak sadar juga tekan pangkal kuku orang tersebut. Kalau tidak respon baru dianggap kondisinya gawat darurat," terangnya.
Bila sudah seperti itu, lanjut dokter Fahtin, panggil bantuan orang sekitar untuk menolong bersama, hal dilakukan guna mengurangi tuntutan. Setelahnya, untuk menolong korban tak sadarkan bisa dilakukan pijat jantung.
"Nah, pijat jantung ini juga ada caranya tidak boleh sembarangan. Syaratnya jumlahnya harus 30 kali dengan kecepatan 100 sampai 120 per menit, kedalaman tekanan 5 centimeter dan dilakukan di tengah dada, bukan di tengah perut," ujar dokter Fathin.
Selain pertolongan pada orang yang tak sadarkan diri. Saat menolong korban kecelakaan juga harus diperhatikan beberapa hal, terutama saat mengangkat atau memindahkan korban.
Ketika mengangkat korban kecelakaan, ujarnya, harus ibaratkan sebagai balok kayu. Jadi semua sisi tubuhnya harus terangkat bersama-sama, minimal 4 atau 5 orang untuk mengangkat korban.
"Semua sisi tubuhnya harus terangkat, kalau asal terangkat beberapa sendinya bisa goyang dan bisa terjadi kefatalan pada korban," imbuhnya.
Ia menambahkan, pada beberapa kasus korban kecelakaan yang dipindahkan atau diangkat sembarangan memang tertolong tapi fungsi tubuhnya ada yang terganggu.
Pihaknya berharap dengan pelatihan dan edukasi ini akan semakin banyak korban kegawatdaruratan yang bisa tertolong dengan baik sebelum dibawa ke RS.
"Karena pertolongan pertama itu akan sangat berarti bagi korban sebelum dibawa ke RS," tandasnya.
Sementara itu, Plt. Direktur PT Pelindo Husada Citra (PHC), drg. Purwanti Aminingsih, MARS., PhD menjelaskan pelatihan BHD yang secara keseluruhan diikuti 400 peserta dibawah penyelenggaraan Rumah Sakit naungan PBM IHC tersebut selain berfokus pada prosedur resusitasi jantung paru dan henti nafas pada korban dewasa, juga pada kecepatan dan keterampilan pertolongan pertama kondisi
kegawatdaruratan.
“Melihat risiko kejadian henti jantung dan henti nafas yang bisa terjadi dimana saja dan kapan saja serta tidak selalu ada tenaga kesehatan di situ, para mitra driver ojek online diharapkan dapat memberikan pertolongan pertama sembari menunggu ambulance atau tenaga medis datang” ujar drg. Purwanti.
Selain mendapatkan materi pelatihan, keterampilan pijat jantung dan henti nafas oleh Dokter IGD RS PHC Surabaya selama 3 jam, para mitra pengemudi ojek online juga mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis dan pemberian vitamin untuk menunjang aktivitas harian.
Advertisement